Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Jelang Peringatan Setahun Invasi, Putin Ungkap Rencana Barunya Guna Lawan Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Mikhail Metzel/POOL/TASS)

Pidato Putin Dibuat Usai Biden Kunjungi Kyiv

Joe Biden bertemu Volodymyr Zelensky saat melakukan kunjungan ke Kyiv, Senin (20/1/2023). (Foto: Dilkoff/AFP/Getty Images)

Pidato Putin yang dibuat untuk menetapkan tujuan invasi kedua ke Ukraina itu, dibuat usai presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi Kyiv pada Senin, (20/2).

Namun sebelum berkunjung, Rusia terlebih dulu diberitahu lawatan Biden untuk menghindari risiko serangan terhadap Kyiv saat presiden AS berada di sana.

Seorang Analis Politik Rusia, Tatiana Stanovaya mengatakan, bagi Kremlin hal tersebut akan dilihat sebagai bukti lebih lanjut, bahwa Amerika Serikat telah mempertaruhkan kekalahan strategis Rusia dalam perang. 

“Perang itu sendiri telah berubah menjadi perang antara Rusia dan Barat,” ungkap Tatiana.

Kunjungan Biden tersebut merupakan bentuk dukungan AS kepada Zelensky guna melawan invasi Rusia.

Selain itu, Biden juga menyampaikan dukungan bantuan senilai triliunan rupiah bagi Ukraina.

“Ketika Putin meluncurkan invasinya hampir setahun yang lalu, dia mengira Ukraina lemah dan Barat terbagi. Dia pikir dia bisa mengalahkan kita. Tapi dia salah besar,” ujar Biden.

Biden melanjutkan, kalau biaya yang harus dibayar Ukraina sangat tinggi. Pengorbanan terlalu besar. Laki-laki itu menilai, bahwa akan ada hari-hari, minggu-minggu, dan tahun-tahun yang sulit. 

Terlepas dari hal itu, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun lalu, puluhan ribu warga sipil serta tentara Ukraina menjadi korban.

Selain itu, warga Ukraina juga berbondong-bondong mengungsi untuk menyelamatkan diri.

Bahkan, Rusia berhasil mencaplok hampir seperlima dari Ukraina.

Sehingga, beberapa negara rela memberikan bantuan bagi Ukraina demi menyelamatkan warga di negara itu.

Termasuk departemen luar negeri AS yang mengumumkan bantuan tambahan senilai Rp6 triliun ke Ukraina. Seperti amunisi artileri, sistem anti-lapis baja, dan radar pertahanan udara senilai Rp6 triliun dan Rp151 miliar untuk infrastruktur energi. (spm/ads)