Sebelumnya dikatakan, bahwa satelit itu bisa siap paling cepat April 2022.
Kim Jong mengumumkan pernyataan itu saat berkunjung ke Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional bersama putrinya, bernama Ju Ae.
Persiapan tersebut sebenarnya ditujukan sebagai tanggapan atas latihan militer antara AS dan Korsel.
Pengumuman itu muncul berbarengan dengan meningkatnya ketegangan di kawasan usai program nuklir dan rudal Korut.
Hal tersebut pun bersamaan dengan pertemuan puncak antara presiden AS Joe Biden dan pemimpin Korsel Yoon Suk Yeol di Washington.
Keduanya dikabarkan membahas langkah-langkah terhadap ancaman Korut.
Latihan Invasi
Korut sendiri telah melakukan uji coba penembakan sekitar 100 rudal sejak awal tahun lalu.
Langkah tersebut sebagai bentuk tanggapan Korut atas manuver militer bersama AS dan Korsel.
Pasalnya, Korut menganggap hal itu sebagai latihan invasi.
Selain itu, Korut juga menerbangkan sejumlah rudal di atas pulang Jepang. Serta mendarat di lepas pantai utara negara tersebut.
Minggu lalu, Korut meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat untuk pertama kalinya.
Lebih lanjut, Korut juga diyakini akan melakukan lebih banyak uji senjata saat AS dan Korsel kembali melanjutkan latihan udara bersama mereka hingga pekan depan.
Pada pertemuan para menteri luar negeri G7 di Jepang pada Selasa (18/4), menuntut Korut menahan diri dari uji coba rudal balistik lebih lanjut menyusul serentetan peluncuran tahun ini.
Dalam forum tersebut, mereka juga menegaskan kepada Pyongyang agar tidak melakukan uji coba senjata nuklir. Serta mengatakan akan ada tanggapan lebih lanjut jika Korut tetap melanjutkannya. (spm/ads)