Tentang Jembatan Otista
Bima Arya mengatakan jembatan Otista ini dibangun pada 1920. Kemudian diperlebar pada 1970, hingga menjadi titik arus utama Kota Bogor pada 1990, yang menjadi salah satu titik kemacetan.
“Pada 1990-an menjadi arus utama di kota Bogor, macet, dipenuhi oleh pedagang. Nah, karena itu, ketika tahun 2015 kami melakukan kajian dan muncullah kebijakan sistem satu arah diberlakukan sistem satu arah di seputar Istana. Tapi ternyata titik ini adalah titik penyempitan utama,” kata Bima Arya.
Saat itulah pihaknya meminta kepada pemerintah kota melebarkan ini. Sempat disetujui pada 2015, karena COVID, terjadi kebijakan rasionalisasi, dan pembangunan jembatan ditunda.
“Baru kemudian pada awal tahun ini jembatan ini dibangun. Jembatan ini dibangun selama 7,5, bulan perjalanan yang, tidak mudah, Bapak Presiden, karena warga harus cukup bersabar. Bukan saja bersabar karena kemacetan yang ditimbulkan akibat pengaturan lalu lintas, tetapi juga berkurangnya pendapatan warga,” ujar Bima Arya.
Jembatan Otista juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Kota Bogor.
Jembatan ini akan memudahkan akses masyarakat untuk menuju kawasan-kawasan ekonomi di Kota Bogor. Seperti kawasan industri, kawasan wisata, dan kawasan pemerintahan.
Dengan adanya Jembatan Otista, diharapkan akses transportasi di Kota Bogor akan semakin lancar dan perekonomian Kota Bogor akan semakin meningkat. (pam/ads)