Ki Cokrojoyo menekuni apa yang diberikan oleh Sunan Kalijaga dan memilih untuk berdiam diri di tengah hutan sambil mendawam dzikir tersebut. Namun lidah Ki Cokrojoyo tak lantas fasih mengucapkan dzikir tersebut, ia malah mengeluarkan ucapan “ Ya Kayu Ya Kayumu”.
Berubah Nama Menjadi Sunan Geseng
Ketekunan dan keyakinannya kemudian membuat Ki Cokrojoyo berubah nama menjadi Sunan Geseng. Sunan Geseng mengikuti jalan gurunya untuk menyebarkan agama islam di Jawa bagian tengah.
Selesai mengemban misinya, Sunan Geseng wafat dan dimakamkan di bukit Jolosutro. Ia dimakamkan di dalam bilik segi empat yang terbuat dari dinding kayu.
Pintu bilik makam tersebut menghadap arah selatan, dengan ukuran bilik 3,81 m x 3,41 m dan tingginya 2,18 m. Langit-langit bilik itu ditutup dengan plafon kayu, dengan empat buah tiang berukuran 16 cm x 16 cm yang masing-masing berdiri di atas umpak.
Baca juga:
Perjalanan Perkembangan Hadrah di Indonesia |
Diketahui bahwa dua buah umpak yang berada di posisi barat masih berupa umpak batu. Kemudian, pada makam tersebut terdapat tulisan di atas pintu dengan huruf jawa berbunyi :
Sunan Geseng Cokrojoyo (Sunan Geseng Cokrojoyo)
ngulama luhur (ulama luhur)
manunggaling kawula Gusti (bersatunya manusia dengan Tuhan)
(IAP/MIC)