ANDALPOST.COM – Pembuat rokok elektrik atau Vape merk Juul Labs Inc telah setuju untuk membayar $462M. Hal tersebut untuk menyelesaikan klaim oleh enam negara bagian Amerika Serikat. Termasuk New York dan California yang secara tidak sah memasarkan produk adiktifnya kepada anak di bawah umur.
Tidak hanya itu, perusahaan tersebut sebelumnya pernah mengalami permasalahan yang sama dengan 45 negara bagian Amerika Serikat. Dengan kesepakatan yang diumumkan pada hari Rabu (12/4/2023), Juul kini telah menyelesaikan permasalahannya dengan 45 negara bagian. Diperkirakan perusahaan tersebut telah menghabiskan uang lebih dari $1 miliar.
Keputusan tersebut merupakan sebuah penyelesaian multinegara terbesar yang mencakup pemasaran dan penjualan perusahaan.
“pembatasan paling ketat pada pemasaran dan penjualan perusahaan. Untuk melindungi dan mencegah anak di bawah umur dari vaping,” kata Jaksa Agung New York Letitia James selama konferensi pers.
Sebelumnya beberapa negara telah menuduh Juul telah memasarkan produk dengan tidak benar. Pasalnya dalam iklannya dikatakan bahwa produknya hanya memiliki zat adiktif yang sedikit. Perusahaan juga mengaku telah menargetkan produknya kepada anak-anak dibawah umur.
Selain itu, dalam sidang atas kasus tersebut James menduga bahwa perusahaan e-rokok itu telah menargetkan siswa sekolah menengah atas di New York. Dengan cara memasarkan produknya dengan memakai iklan penuh warna yang menampilkan model-model muda.
Perusahaan tersebut juga membuat iklan yang cenderung kepada pesta-pesta di New York City dan Hamptons, sambil meremehkan efek berbahaya dari vaping.
Pembatasan Ketat
“Kebohongan klaim Juul telah menyebabkan krisis kesehatan masyarakat nasional. Dan menempatkan produk adiktif di tangan anak di bawah umur yang mengira mereka melakukan sesuatu yang tidak berbahaya,” kata Jaksa Agung New York Letitia James pada konferensi pers.
“Tidak diragukan lagi bahwa JUUL memainkan peran sentral dalam epidemi vaping kaum muda. Hari ini, Juul membayar kerugian yang meluas yang disebabkannya dan akan menjalani pembatasan ketat pada praktik pemasaran dan penjualannya,” lanjut James.
Namun pihak perusahaan Juul mengatakan bahwa saat ini para penggunaan produknya yang mempunyai umur dibawah usia 18 tahun telah turun sebesar 95 persen sejak musim gugur 2019. Hal tersebut terjadi ketika perusahaan mengubah praktik pemasarannya sebagai bagian dari pengaturan ulang seluruh perusahaan.
“Dengan penyelesaian ini, kami mendekati penyelesaian total dari tantangan hukum historis perusahaan. Dan mengamankan kepastian untuk masa depan kami,” kata Juul dalam sebuah pernyataan resminya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.