ANDALPOST.COM — Salah satu dari dua kapal induk China bernama Shandong, mengarungi pulau di sebelah timur Taiwan sebagai bagian dari latihan militer di wilayah tersebut.
Hal itu sekaligus menjadi latihan untuk menyempurnakan kemampuan para militernya.
Saat China memodernisasi tim militer, pasukan misilnya yang andal serta kapal angkatan lainnya justru menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutu.
Terlebih, kini China telah meningkatkan ancaman melalui kapal induknya.
Selain itu, kapal induk China juga berperan sebagai propaganda.
Meski telah tersebar, Kementerian Pertahanan China enggan menanggapi sejumlah pertanyaan yang muncul terkait kapal induknya.
Namun, menurut beberapa liputan pers regional yang berdasar pada laporan media pemerintah China, menyebut latihan baru-baru ini di sekitar Taiwan sebagai patroli aktif dan tantangan militer terhadap AS serta sekutu.
Analis menyebut operasi reguler kapal induk lepas pantai itu juga dibarengi dengan pendaratan pesawat pada malam hari dan disertai cuaca buruk. Hal ini jauh dari rutinitas.
Dalam konflik, kapal induk China akan rentan terhadap serangan rudal dan kapal selam.
Terlebih, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) belum menyempurnakan operasi penyaringan pelindung. Khususnya perang anti-kapal selam.
“Tidak seperti bagian lain dari modernisasi militer mereka, sejauh ini ada sesuatu yang secara politik teatrikal tentang penempatan kapal induk mereka,” kata Trevor Hollingsbee, mantan analis intelijen angkatan laut Inggris, Jumat (5/5).
“Operasi kapal induk adalah permainan yang sangat rumit, dan China harus memikirkannya sendiri. Jalannya masih sangat panjang,” imbuhnya.
Terkadang, pilot kapal induk China mengandalkan lapangan udara berbasis darat untuk lepas landas atau mendarat.
Mereka juga membutuhkan perlindungan serta pengawasan udara tambahan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.