ANDALPOST.COM – China mengkonfirmasi adanya kasus kematian pertama pada manusia akibat virus flu burung H3N8. Kasus itu terjadi pada seorang wanita berusia 56 tahun.
Wanita tersebut merupakan pasien ketiga yang terpapar dan menjadi pasien pertama yang meninggal dunia akibat jenis virus ini.
Diketahui, virus ini merupakan salah satu subtipe flu yang paling sering ditemukan pada hewan unggas.
Sebelumnya, dalam kasus yang hampir sama, akibat virus H3N pada tahun lalu terdapat dua anak laki-laki di China terinfeksi virus ini. Namun, keduanya tidak saling berkaitan dan beruntungnya kedua anak tersebut selamat.
Berdasarkan laporan dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia pada Selasa (12/4), wanita yang meninggal tersebut mengalami gejala pneumonia pada akhir Februari. Tak lama kemudian, ia pun meninggal pada 16 Maret.
Wanita berusia 65 tahun itu juga diprediksi terkena virus di sebuah pasar basah. Tempat dimana para ilmuwan yang melacak paparannya mengumpulkan sampel positif untuk H3N8.
Terlebih, wanita itu juga ternyata memiliki riwayat penyakit yang mendasarinya.
Lebih lanjut, infeksi tersebut tidak berkaitan dengan pandemi flu burung H5N1 yang telah banyak memusnahkan populasi unggas dan burung liar di seluruh dunia dalam 18 bulan terakhir.
Bahkan, virus itu juga telah menyebar ke mamalia termasuk rubah, singa laut, dan kucing peliharaan.
Sedangkan pada virus H3N8 hingga saat ini belum memiliki bukti yang menunjukkan bahwa virus tersebut dapat menyebar dari orang ke orang.
“Tidak ada kontak dekat dari kasus yang mengembangkan infeksi atau gejala penyakit pada saat pelaporan,” kata WHO dikutip dari situs The Telegraph.
Di samping itu, H3N8 merupakan virus yang tidak begitu berbahaya bagi burung liar dan unggas domestik jika dibandingkan H5N1.
Sebelumnya, virus ini telah terdeteksi di berbagai mamalia seperti kuda dan anjing.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.