Lantas meskipun beberapa tuduhan telah dibuktikan di pengadilan perdata ketika ia masih hidup, Kitagawa berhasil menggugat pencemaran nama baik setidaknya pada satu kesempatan.
Kasus Sempat Ditutup-tutupi
Sebagian besar media arus utama Jepang juga tidak meliput tuduhan tersebut selama beberapa dekade. Sehingga memicu tuduhan adanya industri yang menutup-nutupi.
Investasi para media juga telah membeberkan secara rinci mengenai kronologi kasus tersebut. Para masyarakat Jepang juga menyerukan penyelidikan penuh kepada sang maestro.
Ribuan penggemar J-pop juga menandatangani petisi untuk melobi penyelidikan terhadap agensi tersebut. Tingginya tuntutan dari berbagai pihak menyebabkan beberapa pihak meluncurkan penyelidikan independennya sendiri.
Panel tersebut, yang terdiri dari mantan jaksa agung Jepang Makoto Hayashi, seorang psikiater dan psikolog klinis, mewawancarai 41 orang, termasuk 23 korban serta Ms Fujishima.
Dalam laporan akhir yang dirilis minggu lalu, mereka menemukan Kitagawa mulai melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki pada tahun 1950 an. Hingga tahun 1960 an ketika Johnny and Associates didirikan, hingga tahun 2010an.
Mereka juga menemukan bahwa manajemen keluarga lembaga tersebut telah membiarkan pelecehan tersebut berlanjut selama beberapa dekade.
Penyelidik mengatakan, Ms. Fujishima yang sudah lama menjabat sebagai eksekutif di perusahaan tersebut pun gagal mengatasi tuduhan tersebut meskipun ia mengetahuinya. (paa/ads)