Tidak seperti pelecehan seksual atau intimidasi di tempat kerja, di Jepang sendiri tidak ada kontrol hukum atas pelecehan yang dilakukan oleh klien atau pelanggan.
Meskipun hal itu, sering disebutkan dalam manual pedoman untuk perusahaan yang disusun oleh Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi teks tersebut seringkali tidak berlaku atau mengikat.
Komentar Ikeuchi, Profesor Psikologi
Menurut profesor psikologi dan pakar konsumen di Universitas Kansai, Hiromi Ikeuchi, mengenai hal ini. Pembuatan kebijakan oleh Nintendo ini adalah langkah yang tepat di era saat ini.
“Dalam beberapa tahun terakhir, postingan di media sosial seringkali memperlihatkan pelecehan yang dialami berbagai industri. Serta, sikap konsumen juga berubah karena itu,” ujarnya.
“Hal ini akhirnya membuat Nintendo berhasil membuat cara untuk mengatasi perkembangan zaman dengan membuat sebuah keputusan yang siap diterima masyarakat,” tambah Ikeuchi.
Para pengguna media sosial pun juga memuji raksasa pembuat game tersebut. Apalagi untuk melindungi karyawan mereka dari para konsumen yang sering melakukan pelecehan.
Seorang ahli juga mengatakan, bahwa dengan adanya kebijakan tersebut, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman.
Khususnya, terhadap nilai sopan santun dan moral dalam melakukan permintaan atau komunikasi. (mic/fau)