ANDALPOST.COM – Pemberontak separatis di wilayah Papua Indonesia mengatakan mereka telah membunuh sedikitnya 13 tentara Indonesia pada Minggu (16/4/2023). Hal itu terjadi setelah tentara mengirim pasukan untuk mencari pilot Selandia Baru yang ditangkap, Phillip Mehrtens, yang disandera pada bulan Februari.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengatakan tentaranya menyerang dua pos militer Indonesia. Kedua pos tersebut berlokasi di distrik Yal dan Mugi di Kabupaten Nduga selama akhir pekan, menurut sebuah pernyataan.
Pernyataan itu mengatakan pemberontak menembak mati 13 pejabat militer dan polisi Indonesia di distrik Mugi. Satu jenazah telah dievakuasi oleh militer Indonesia, tetapi pemberontak masih memiliki 12 jenazah, tambah pernyataan itu, tanpa memberikan bukti.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada hari Minggu (16/4/2023), militer Indonesia mengatakan salah satu tentara mereka gugur. Ia gugur saat menyisir daerah dekat tempat Mehrtens diyakini ditahan.
Tentara Hilang
Militer menegaskan bahwa beberapa tentara memang hilang, tetapi cuaca membuat sulit untuk menentukan keberadaan mereka.
“Kita tahu lokasi pilotnya, operasi sudah dieskalasi tapi kondisi cuaca di Papua tidak bisa diprediksi.” kata Juru Bicara TNI Julius Widjojono.
Secara terpisah, pemberontak mengatakan sembilan tentara Indonesia dieksekusi pada hari Minggu setelah ditangkap di Distrik Yal.
Pemberontak mengatakan serangan terhadap pos militer Yal adalah “balas dendam” atas operasi militer Indonesia di daerah itu pada akhir Maret. Hal ini terjadi ketika tentara membunuh seorang wanita hamil dan dua pejuang pemberontak.
Seorang juru bicara militer di Papua, Herman Taryaman, membantah tentara melakukan serangan Maret. Ia mengatakan bahwa mereka malah melindungi warga sipil yang diusir oleh pemberontak.
Kelompok pemberontak tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengusulkan negosiasi damai dengan pemerintah Selandia Baru dan Indonesia. Tetapi selama dua bulan surat mereka diabaikan.
Mereka mengatakan Selandia Baru dan PBB memiliki “kewajiban untuk mendesak Pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer”. Dan mengatakan pembicaraan damai dapat dilakukan di bawah “pihak ketiga yang netral, yaitu badan organisasi PBB.”
Penyekapan Pilot Philip Mehrtens dan Konflik Papua
Kapten Philip Merthens diculik pada 7 Februari 2023 setelah mendaratkan pesawat kecil di Bandara Paro di Nduga. Bersama lima penumpang, termasuk seorang bayi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.