Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kemenkes Gelar Talkshow Bahas Stunting Bersama Praktisi Kesehatan Masyarakat 

Kemenkes Gelar Talkshow Bahas Stunting Bersama Praktisi Kesehatan Masyarakat
Ilustrasi Penanganan Stunting Anak-anak. (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

Hindari konsumsi Rokok

Jumlah perokok di Indonesia sangat banyak. Bahkan, Nabila menjelaskan bahwa konsumsi kedua setelah beras adalah rokok. Sedangkan satu butir rokok setara dengan satu butir telur. 

“Berhenti merokok. Uangnya bisa untuk beli telur kepada istri dan anaknya. Jadi protein hewaninya tercukupi dan anaknya tidak stunting,” kata Ngabila.

Siapkan mental dan fisik calon ibu

Dalam menjalankan perannya, seorang ibu mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya. Mulai dari tanggung jawab moral dan agama, membentuk, mendidik hingga membesarkan anak. 

“Saat ini pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk ibu, mulai dari imunisasi, obat cacing, tablet tambah darah untuk perempuan dari 10 sampai 18 tahun agar terhindar dari anemia. Bahkan, pemerintah telah memberikan 15 jenis imunisasi gratis dari bayi baru lahir sampai orang dewasa, vaksin ibu hamil, vaksin Covid-19 dan sebagainya. Jadi nggak ada alasan buat kita nggak vaksin anak kita,” ujar Ngabila.

Deteksi dini per bulan di posyandu 

Pemerintah saat ini menyediakan posyandu di daycare di PAUD dan posyandu, mulai dari bayi hingga sampai usia 5 tahun. 

Di sana anak akan dilakukan penimbangan berat dan tinggi badan, melakukan skrining dan deteksi tumbuh kembang. Melakukan konseling gizi, pemberian penambahan makanan untuk anak, kelengkapan imunisasi, dan pemberian vitamin A setiap 6 bulan sekali.

Ngabila pun mengimbau kepada orang tua terkait aturan pola asuh anak yang baik dan tepat. Hal ini mengingat anak-anak stunting bukan hanya berasal dari kelompok ekonomi ke bawah. Namun, juga kerap terjadi pada masyarakat yang memiliki ekonomi tinggi.

“Tergantung intelek dan pola asuh tadi, ada yang orang tuanya sibuk jadi anaknya ga keurus. Apalagi penelitian menyebutkan bahwa anak yang diasuh oleh bukan keluarga inti memiliki potensi lebih tinggi mengalami stunting,” kata Ngabila.

“Makanya saya menghimbau ke seluruh orang tua masa depan, anak adalah generasi emas dan harapan bangsa itu ada di tangan kita semua. Bagi para orang tua, kita harus memberikan yang terbaik bagi anak kita,” imbuhnya. (rnh/ads)