Namun, tentu saja pengimplementasian program tersebut dilaksanakan dengan menyesuaikan karakteristik sistem yang tertera di sana.
“Kami perlu mempelajari dan memahami berbagai sistem tersebut. Langkah pertama, memahami terlebih dahulu. Kami memiliki tim yang bagus untuk dapat memahami bagaimana hal itu dapat diterjemahkan ke dalam kebijakan. Jadi (kunjungan) ini adalah langkah pertama untuk memahaminya, untuk melihat mana cara terbaik untuk diimplementasikan,” jelasnya.
Kemudian dari pihak Indonesia, dr. Prima Yosephine selaku DIrektur Pengelolaan Imunisasi memberikan apresiasinya terhadap junjungan yang dilakukan oleh Delegasi Kemenkes Ghana ke Indonesia, yang tertarik untuk mempelajari sistem pencatatan kesehatan digital Indonesia, khususnya mengenai program imunisasi yang dari tahun ke tahun terus meningkat.
“Mereka sudah dapat banyak pembelajaran dari kita. Lalu mereka juga sedikit takjub dengan Indonesia, bagaimana negara sebesar ini bisa menyediakan vaksin produksi sendiri dan bisa melayani negara luas dan banyak pulaunya tapi tetap terkontrol. Mereka juga mengapresiasi Indonesia karena saat pandemi kita bisa menambah antigen baru. Karena mereka baru 10 kita sudah 14 antigen,” jelas dr. Prima.
Ia juga mengatakan bahwa kunjungan dengan tajuk program ‘International Study Tour to Health Institutions of Excellence in Immunization’ ini merupakan salah satu kebanggaan. Selain itu ini menjadi momentum yang baik untuk menciptakan kerja keras dan komitmen yang lebih kuat, dari seluruh komponen bangsa dalam menyelenggarakan imunisasi di Indonesia.
“Harapannya tidak hanya Ghana. Negara-negara lain juga bisa memotret Indonesia sebagai Center of Excellent untuk imunisasi secara khusus dan kesehatan secara umum,” tutupnya. (ala/fau)