ANDALPOST.COM – Pada Jumat (02/06/2023), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengumumkan bahwa, adanya peningkatan kematian yang disebabkan oleh rabies.
Berdasarkan keterangan, terdapat 11 orang telah meninggal dunia, akibat terjangkit virus tersebut. Setelah itu, 95 persen dari kasus tersebut disebabkan oleh gigitan anjing.
Kemudian, dijelaskan bahwa terhitung sampai April 2023, terdapat sebanyak 31.113 kasus yang merupakan gigitan dari Binatang.
Dalam jumlah tersebut, telah dilakukan penyuntikan vaksin rabies kepada 23.211 kasus gigitan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi, MPHM, menjelaskan mengenai kasus ini pada sebuah konferensi pers yang dilakukan.
“95% kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95% karena gigitan anjing,” jelas dr. Imran Pambudi, MPHM.
Mulai Menjadi Tantangan Baru di Indonesia
Indonesia sendiri telah melalui kasus yang serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, saat ini peningkatan kasus tersebut di Indonesia semakin memprihatinkan, sehingga tidak bisa dianggap sepele.
Sebuah kabupaten yang terdapat di Nusa Tenggara Timur Indonesia (NTT), yaitu Kabupaten Sikka, Maumere, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), menanggapi bahwa kasus rabies tersebut, merupakan bagian dari Kasus Luar Biasa (KLB).
Hal tersebut terjadi, karena banyaknya peningkatan kasus rabies yang terdapat di Indonesia, dalam rentang tiga tahun terakhir ini.
Kemenkes juga mengatakan bahwa, telah terdapat 82.634 kasus rabies di Indonesia yang ditangani, dalam rentang waktu tahun 2020 hingga 2023.
Kemudian, dalam penjelasan dr. Irman, telah dinyatakan bahwa sebanyak 68 orang meninggal dunia dalam kasus rabies. Lalu, sebanyak 57.000 pasien dalam kasus tersebut telah mendapatkan suntik vaksin, bertujuan menangani virus yang dapat mematikan sistem saraf hingga kematian.
Vaksin Rabies di Indonesia
Penanganan rabies di Indonesia dengan proses vaksinisasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam melakukan penanganan.
Vaksin tak hanya diberlakukan dalam aspek tubuh manusia saja. Tetapi, untuk bisa menanggulangi permasalahan ini, perlu dilakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan yang terinfeksi virus tersebut.
Setiap hewan tentunya bisa terkena virus tersebut, atau dikatakan sebagai sumber asal dari penyakit tersebut.
Namun, jika tetap dibiarkan berkeliaran dengan bebas, hal tersebut tentu bisa membawa virus, dan menyebabkan peningkatan kasus yang tiada akhir.
Sementara itu, vaksin untuk manusia sendiri telah dijalankan oleh Kemenkes pada tahun 2023 ini.