“Pil lebih mujarab daripada kondom untuk manten yang baru. Izin ya, manten baru itu gayanya masih macam-macam. Kondomnya bisa robek. Risiko kegagalan tinggi. Makanya dianjurkan pakai pil, lebih aman,” terang Hasto.
Tunda Hamil Salah Satu cegah Stunting
Menunda kehamilan setelah nikah bukan satu-satunya cara mencegah stunting. Hasto juga menegaskan perlunya pengawalan terhadap ibu yang hamil dan 1.000 hari pertama kehidupan sang anak.
“1.000 hari pertama kehidupan sejak bertemunya sperma sampai umur 23 bulan full term mari kita jaga betul. Dengan cara begitu maka bayi stunting bisa dicegah untuk kelahirannya,” katanya.
Hasto menyampaikan pihaknya bersama jajaran Gubernur DKI Jakarta akan melakukan pemetaan. Ini guna mengatasi risiko stunting pada ibu hamil, dan pengawalan bagi yang sudah memiliki bayi di bawah dua tahun.
“Tadi Pak Gubernur sudah mengizinkan, nanti BKKBN akan bareng-bareng memetakan dengan Brimob Polri, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dengan jajaran Pak Gubernur, kita sapu habis mereka dengan risiko stunting yang hamil dan kemudian punya baduta,” lanjutnya
Dalam kesempatan ini Hasto kembali mengingatkan masyarakat bahwa stunting itu pasti pendek. Namun, pendek belum tentu stunting.
“Menilai stunting itu harus dinilai kecerdasan otak anak. Sementara menilai kecerdasan otak itu sulit. Makanya WHO dan Kemenkes mengajarkan, sekarang diukur dulu saja tinggi badannya,” tutup Hasto. (lth/fau)