Tuduhan Jaksa
Jaksa menuduh beberapa pejabat klub saat ini mengetahui adanya pembayaran senilai lebih dari €7 juta (Rp 114 Triliun).
Nominal tersebut ditagihkan ke dua perusahaan yang didirikan oleh Negreira. Ketika menjabat sebagai wakil presiden CTA dari tahun 1993 hingga 2018, yang bertindak atas nama dan memberikan manfaat langsung kepada Barcelona.
Berdasarkan pengaduan resmi jaksa, yang diajukan pada bulan Maret tahun ini, klub tersebut dituduh melakukan “kesepakatan verbal yang sangat rahasia” dengan Negreira. Tujuannya menghasilkan tindakan yang cenderung menguntungkan Barcelona dalam bentuk keputusan wasit.
Hakim Joaquín Aguirre López, hakim yang memimpin kasus ini di Pengadilan Investigasi Pertama Barcelona pun mengatakan dalam dokumen pengadilan tertanggal Rabu bahwa, alih-alih melanjutkan korupsi, dugaan kejahatan yang dilakukan oleh Negreira, Barça dan tersangka lainnya merupakan penyuapan.
Dituduh hal yang seperti itu, pihak Barcelona pun angkat bicara. Pada konferensi pers tepat setelah penyidikan, pelatih kepala Barcelona membantah tuduhan yang mengarah ke klub yang diasuhnya.
“Saya tidak pernah merasa, tidak pernah, dan saya ulangi, bahwa wasit telah memberikan manfaat bagi kami. Tidak pernah,” ucap Xavi pada Kamis (28/9/2023) kemarin. (azi/ads)