Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Ketegangan Global Meningkat, Berimbas pada Lonjakan Dana Persenjataan

Ketegangan Global Meningkat, Berimbas pada Lonjakan Dana Persenjataan
Kapal selam rudal balistik kelas Jin Tipe 094A bertenaga nuklir dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA). (Foto: Reuters/Stringer)

ANDALPOST.COM – China beserta sejumlah negara lainnya kian meningkatkan investasi persenjataan mereka selama tiga tahun berturut-turut, di tengah lonjakan ketegangan geopolitik, Senin (12/06/2023).

Sembilan negara bersenjata nuklir di dunia bersama-sama menghabiskan biaya sebesar Rp1 kuadriliun untuk persenjataan mereka pada tahun lalu.

Menurut laporan baru dari Kampanye Internasional untuk Memusnahkan Senjata Nuklir (ICAN), negara Amerika Serikat (AS) menyumbang dana lebih dari setengahnya.

Sementara itu, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) merilis sebuah laporan tentang jumlah total hulu ledak nuklir yang dipegang

Negara yang memegang persenjataan tersebut, yakni Inggris, China, Prancis, India, Israel, Korea Utara, Pakistan, Rusia, dan AS turun menjadi 12.512 pada awal tahun ini.

Hal tersebut menurun dari 12.710 pada awal 2022 lalu.

Sementara itu, beberapa di antaranya termasuk hulu ledak tua yang dijadwalkan akan dibongkar, SIPRI mengatakan bahwa 9.576 berada di timbunan militer untuk penggunaan potensial. 

Jumlah tersebut 86 lebih banyak dari tahun sebelumnya.

“Kita sedang mendekati, atau mungkin telah mencapai akhir dari periode panjang penurunan jumlah senjata nuklir di seluruh dunia,” kata direktur SIPRI Dan Smith.

Peningkatan Persediaan Hulu Ledak Persenjataan Nuklir

Dan Smith mengungkapkan, persediaan hulu ledak nuklir yang dapat digunakan mengalami peningkatan, sembari menambahkan jumlahnya yang masih jauh di bawah 70.000 selama tahun 1980-an.

Ketegangan Global Meningkat, Berimbas pada Lonjakan Dana Persenjataan
Ilustrasi senjata nuklir (Foto: Thinkstock)

Sebagian besar peningkatan terjadi di China, yang meningkatkan persediaannya dari 350 menjadi 410 hulu ledak.

India, Pakistan, dan Korea Utara juga menambah cadangan mereka.

Sedangkan, Rusia hanya mengalami sedikit peningkatan dari 4.477 menjadi 4.489.

AS serta Rusia memiliki hampir 90 persen dari semua senjata nuklir.

“Gambaran besarnya adalah kami memiliki lebih dari 30 tahun jumlah hulu ledak nuklir yang turun,” jelas Dan Smith

“Dan kami melihat proses itu akan segera berakhir sekarang,” imbuh Dan Smith.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.