“Kita harus siap untuk kemungkinan melewati batas target dan memasuki keadaan dunia yang belum pernah dialami manusia sebelumnya,” kata ilmuwan iklim Universitas Princeton Michael Oppenheimer.
Tim studi Pierre bersama dengan laporan ilmiah lainnya, memperkirakan bahwa bumi hanya dapat memuat 380 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara. Sebelum, bumi mencapai kenaikan lebih dari 1,5 derajat.
Hal ini diperkirakan bisa saja terjadi 9 sampai 10 tahun mendatang, terhitung mulai dari sekarang. Ini artinya, bahwa dunia akan mengalami keadaan tersebut di sekitar tahun 2031 atau 2032.
“Ini adalah berita buruk. Sulit untuk melihat hikmah dibalik peningkatan emisi ini, ketika kita harusnya mengurangi emisi hingga setengahnya pada tahun 2030,” ujar Kim Cobb, ilmuwan iklim Universitas Brown.
“Kita harus menjaga supaya pemanasan global tidak terjadi seminimal mungkin,” lanjut Kim.
Tahun ini, bumi sudah memuat setidaknya 36,6 miliar metrik ton karbon dioksida di udara. Diketahui, bahwa karbon dioksida itu berasal dari penggunaan energi dan semen.
Selain Amerika Serikat yang mengalami kenaikan emisi, India juga diperkirakan mengalami peningkatan sebanyak 6 persen dari tahun sebelumnya.
Melalui perhitungan rata-rata, seluruh dunia hampir mengalami lonjakan 1,7 persen polusi karbon di tahun 2022 ini. (mic/fau)