Teknologi AI dianggap telah “membuka jalur bagi orang-orang yang tidak memiliki kemampuan menggambar” untuk terjun di industri manga. Asalkan mereka memiliki kemampuan bercerita yang baik.
Rootport pun berkata, bahwa ia merasakan kepuasan ketika instruksi kata-kata kunci yang ia masukkan berhasil memproduksi gambar yang ia inginkan.
“Tapi apakah kepuasan itu sama seperti kepuasan ketika kamu selesai menggambar sesuatu dengan tanganmu sendiri? Mungkin tidak,” tambahnya.
Rootport sebenarnya ragu bahwa manga yang sepenuhnya digambar oleh AI akan menjadi mainstream. Pasalnya, manusia lebih lihai dalam membuat gambar mereka sesuai dengan konteks cerita yang dibuat.
Di saat yang sama, Rootport juga percaya bahwa, “manga yang diproduksi tanpa bantuan AI sama sekali akan tetap dominan selamanya.”
Tentang AI
Seni buatan AI merupakan diskursus yang sering diperbincangkan di dunia modern ini seiring dengan perkembangan teknologi.
Banyak orang yang khawatir bahwa AI akan menggantikan tugas manusia bahkan di bidang kreatif sekali pun.
Ketika Netflix merilis sebuah film animasi di bulan Januari menggunakan latar yang dibuat oleh AI, perusahaan tersebut menerima cercaan secara daring. Sebab, tidak memperkerjakan animator manusia.
Profesor Universitas Keio, Kurihara Satoshi pun ikut berkomentar terhadap fenomena AI ini. Menurutnya, ada kemungkinan asisten pelukis manga diganti menjadi AI.
“Kemungkinan asisten pelukis manga diganti (menjadi AI) tidaklah nol,” ujar Satoshi.
Pada tahun 2020, Satoshi dan timnya pun membuat manga dalam gaya menggambar Osamu Tezuka. Projek tersebut dibantu AI, meskipun hampir segalanya digambar oleh manusia.
Meskipun bantuan AI sudah mulai diterima oleh beberapa penggambar manga dalam industri manga Jepang, tetap ada yang beranggapan sebaliknya.
“AI art memang bagus. Namun, aku merasa seni yang digambar manusia lebih menarik, lebih tepatnya karena gambar itu ‘berantakan’,” pungkas Ginjiro Uchida, seorang mahasiswa berumur delapan belas tahun.
Hal tersebut dikarenakan AI masih memiliki kekurangan, yaitu ketidakmampuan untuk menggambar ekspresi yang kompleks ataupun gestur tangan manusia. (xin/ads)