ANDALPOST.COM — Pertemuan keamanan andal tingkat Asia telah dibuka ditengah persaingan Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin ketat, Jumat (2/6/2023).
Diperkirakan, ketegangan antara kedua negara tersebut mendominasi pidato tingkat tinggi akhir pekan, urusan militer di belakang layar AS-China. Serta diplomasi nan rumit.
Dialog Shangri-La, yang menarik perwira militer senior, diplomat, pembuat senjata, dan analis keamanan dari seluruh dunia, berlangsung dari Jumat (2/6/2023) hingga Minggu (4/6/2023) di Singapura.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pun akan menyampaikan pidato utama pada Jumat malam. Sementara Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin dan menteri pertahanan baru China, Li Shangfu, diperkirakan akan berpidato selama akhir pekan.
Hubungan antara AS dan China pun berada pada titik terendah dalam beberapa dasawarsa.
Sebab kedua negara adidaya itu tetap terpecah dalam segala hal mulai dari kedaulatan Taiwan. Hingga spionase dunia maya dan sengketa teritorial di Laut China Selatan.
Adanya KTT di Singapura
Harapan bahwa KTT di Singapura bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan antara Washington dan Beijing. Setelah mendapat pukulan pekan lalu ketika Li menolak tawaran untuk bertemu dengan Austin.
Li, yang diangkat sebagai Menteri Pertahanan China pada Maret, dijatuhi sanksi oleh AS pada 2018 atas pembelian senjata dari Rusia.
Namun, ada momen singkat dialog China-Amerika di KTT selama sesi sampingan tentang keamanan siber.
Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines mengatakan, harus berbicara dengan China.
“Kita harus berbicara dengan China,” terangnya setelah ditanyai pertanyaan dari Kolonel Senior China, Zhu Qichao tentang kolaborasi dalam risiko keamanan dunia maya yang terkait dengan kecerdasan buatan.
Aaron Connelly, rekan senior di International Institute for Strategic Studies, mengatakan bahwa Menteri Pertahanan China dan AS tidak akan berbicara satu sama lain pada acara tahun ini.
“Ini biasanya satu-satunya kesempatan dalam satu tahun di mana menteri Amerika dan China berbicara satu sama lain, tetapi itu tidak terjadi tahun ini,” beber Connelly.
“AS menginginkan percakapan ini pada tingkat strategis dan taktis untuk mencoba dan mengurangi insiden dan mengendalikan ketegangan.”
“Pihak China tampaknya melihat masalah di tingkat politik. Mereka tidak melihat AS mencari modus terhadap China dan mereka berpikir tanpa itu, tidak perlu percakapan tingkat rendah ini,” imbuhnya.