Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Ladang Bunga Tumbuh di Gurun Terkering di Dunia, Kok Bisa sih?

Ladang bunga di Gurun Atacama. (Foto: Inhabitat.com)

ANDALPOST.COM – Ladang bunga di tengah gurun pasir mungkin terdengar mitos yang tidak nyata, tapi Chile punya Gurun Atacama yang bisa memecahkan mitos tersebut.

Gurun yang terletak di bagian utara Chile itu memiliki ladang bunga alami yang luas di tengah gurun yang kering. Bunga-bunga tersebut bermekaran karena curah hujan tinggi di musim dingin mereka berhasil menghidupkan gurun coklat tersebut menjadi berwarna. 

Melihat potensi wisata dari ladang bunga tersebut, pemerintah Chile memutuskan untuk mengubahnya menjadi obyek wisata nasional. Gabriel Boric, Presiden baru Chile mengumumkan bahwa area tersebut akan dijadikan Taman Nasional untuk kedepannya.

Hal ini disebabkan karena mekarnya bunga di gurun panas itu adalah momen langka yang hanya terjadi beberapa tahun sekali.

Meskipun luas area untuk mencakupnya menjadi Taman Nasional belum ditentukan, tetapi kemungkinan besar area itu akan mencakup gurun di antara kota utara Copiapó dan Vallenar.

“Ini adalah berita bagus, dan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk ramah lingkungan dan mementingan manusia dan alam terlebih dahulu,” kata Maisa Rojas, Perdana Menteri Lingkungan Chile.

Pemerintah berharap akan ada banyak turis lokal dan internasional yang mengunjungi Chile saat bunga bermekaran di Atacama. Untuk itulah pemerintah sudah mulai mempersiapkannya sebelum musim itu datang.

Meskipun dibuka untuk umum, pendatang tetap diminta untuk menjaga habitat natural dari ladang bunga tersebut dan tidak merusak bunga-bunganya.

Menjaga Kelestarian Gurun Atacama

 “Semua sistem alam itu dibutuhkan untuk bertahan hidup, penting untuk kita menjaga mereka. Sedikit saja ada dorongan yang merusak, siklus ini bisa hilang selamanya,” kata Dr. Cristian Atala, profesor biologi dari Universitas Katolik Valparaiso yang mendukung pemerintah untuk menjadikan Gurun Atacama yang berbunga itu sebagai Taman Nasional.

Atala berharap, meski sudah dijadikan Taman Nasional, turis tetap harus menghargai alam tersebut. Hal ini ia takutkan karena pada keadaan mekar sebelumnya, sempat banyak orang yang mencabut dan memetik bunga-bunga tersebut. 

“Bunga-bunga itu memproduksi buah dan biji untuk mereka tetap berkembang, jadi kalau mereka mengambil bunganya, maka bunga selanjutnya tidak akan ada,” tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.