Seperti yang dapat disaksikan ketika dirinya menyambangi beberapa sekolah untuk memberikan motivasi. Selain itu beberapa UMKM juga disambanginya dari yang pelosok negeri.
Pada kesempatan tersebutlah, Nafa memberikan khotbah yang mampu membius hati khususnya ibu-ibu.
Pidato Nafa seolah membekas di telinga mereka. Sehingga sosoknya akan selalu diharapkan.
Misalnya saja dalam unggahan terakhirnya saat Nafa Urbach memberikan khotbah soal kegaduhan hati ibu-ibu di pengrajin irig Purworejo.
“Ibu-ibu apa yang menjadi masalah perempuan itu sebenarnya apa,” ujar Nafa.
“Yak betul, yakni kegundahan hati, untuk mengatasinya makanya puasa ini sangat diperlukan.”
Memang sekilas pidato Nafa itu tidak sinkron dengan situasi karena audiens adalah para pengrajin UMKM. Sehingga apa yang mereka harapkan adalah solusi-solusi soal UMKM.
Namun Nafa mampu menganalogikan hal tersebut dengan cara mereka bekerja. Upaya ini efektif dan mampu didengarkan dengan saksama oleh warga.
“Begitu juga dengan kita bekerja ibu, kita harus bisa keluar dari zona nyaman.”
“Oleh karena itu, mari mau untuk dilatih, mau untuk dididik.”
Sontak kalimat Nafa itu mendapat apresiatif dari warga dusun tersebut.
Pidato dari kampanye Nafa tersebut sangat sederhana dan efektif tanpa ada istilah-istilah dan menjelekkan pihak lain.
Nafa Urbach pintar memainkan suasana kegelisahan masyarakat. Maksud dari apa yang diucapkannya pun mudah dicerna. (pam/ads)