Hal tersebut membawa Peru dalam situasi disfungsi dan pengabaian politik sehingga mengakibatkan kurangnya kebijakan yang efektif untuk menanggulangi ketidaksetaraan yang terjadi seperti hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
Belum kemunculan Covid19 yang semakin memperparah kondisi perekonomian dan populasi yang berpengaruh sebanyak 30 persen membuat angka kemiskinan semakin meningkat di negara tersebut.
Laporan Kekerasan dalam Demonstrasi
Dalam insiden protes yang berlangsung selama tiga bulan, terdapat 1.327 demonstrans yang turun kejalan berdasarkan data dari Kantor Ombudsman Peru.
Para saksi dan ombudsman mengatakan kepada HRW tentang contoh-contoh di mana polisi menggunakan senjata yang tidak terlalu mematikan, seperti gas air mata dan senapan pelet, untuk membubarkan pertemuan damai, yang melanggar standar hak asasi manusia internasional ini.
Dalam kasus lain beberapa pengunjuk rasa menjadi kekerasan, tanggapan polisi dan militer berlebihan dan tidak pandang bulu. Bahkan ada bukti kuat penggunaan senjata api yang dilarang dalam menanggapi protes. (ben/fau)