Beberapa tokoh Palestina menggambarkan situasi ini sebagai “serangan terhadap hak dasar warga Palestina untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi.”
Mereka juga menuntut komunitas internasional untuk berperan aktif dalam memulihkan akses internet dan layanan seluler di Gaza. Serta menyuarakan keprihatinan atas dampak serangan Israel yang merusak infrastruktur kritis.
Dua jaringan seluler utama Palestina – Jawwal dan Paltel menginformasikan hal tersebut melalui unggahan di halaman Facebooknya.
“Pemboman besar-besaran dalam satu jam terakhir menghancurkan semua rute internasional yang tersisa yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar,” tulis Jawwal.
Israel telah mengklaim bahwa serangan mereka adalah respons terhadap serangan roket yang dilakukan oleh kelompok militan Palestina.
Namun, upaya untuk menghentikan serangan tersebut telah mengakibatkan banyak warga sipil menjadi korban. Lantas kini, pembatasan akses terhadap layanan komunikasi telah menambah beban yang mereka hadapi.
Situasi ini menggarisbawahi perlunya perdamaian dan solusi politik yang berkelanjutan dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Pembatasan akses internet dan layanan seluler di wilayah ini menghambat upaya penyelesaian konflik dan mengganggu kehidupan sehari-hari ribuan orang yang tinggal di sana.
Sementara para pemimpin dunia terus memantau perkembangan situasi ini, banyak yang mengingatkan bahwa upaya perdamaian dan dialog antara kedua belah pihak adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri ketegangan dan menderita yang dialami warga sipil di wilayah ini.
Hanya dengan membangun jembatan komunikasi, mungkin akan ada harapan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini. (paa/ads)