“Dia menawarkan satu suara lagi ke saya ‘kalau mau menang satu suara lagi dengan nominal sekian’. Satu suara kita berani sekian.”
Lantas apakah indikasi kecurangan itu masih terjadi dan menjamur di pemilihan ketua umum PSSI tahun ini?
Hal tersebut tidak dijawab gamblang oleh Kurniawan. Pasalnya dirinya tidak berani mengklaim.
Namun hal tersebut bisa saja terjadi dan peluangnya tetap ada. Mengingat para voter hingga saat ini tidak ada yang menjaganya supaya hak suaranya tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
“Saya nggak berani jawab,” imbuh Kurniawan.
“Bisa ya bisa ya nggak, tapi kemungkinan terjadinya (suap menyuap) pasti ada.”
“Itu terjadi sesuai pengalaman saya nggak tahu kalau calon lain.”
Pesan Kurniawan kepada para voter jangan mau hak suaranya dimanfaatkan oleh oknum tersebut.
Pasalnya suara bisa digunakan untuk membuat perubahan dalam memilih Ketua PSSI yang akan merubah persepakbolaan Indonesia.
“Pada voter jangan sampai salah pilih.”
“Pilihlah pemimpin yang cinta dengan sepakbola Indonesia dan akan memperbaiki persepakbolaan tanah air.”
“Jika memilih karena disuap, ini juga akan menjadi dosa voter jika terjadinya masalah dikemudian hari,” pungkas Kurniawan.
(PAM/FAU)
