ANDALPOST.COM – LinkedIn yang dikenal sebagai situs jejaring kerja milik Microsoft, yakin bahwa di masa depan, cara pemberi kerja merekrut pekerjanya, dan cara para pekerja mencari pekerjaan akan berubah secara signifikan dibandingkan sekarang.
Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan perangkat lunak, data, sekaligus media swasta, Bloomberg, pada Jumat (9/6/2023), menunjukkan hasil prediksi mengenai sistem atau “budaya” memberi dan menerima kerja akan seperti apa di masa depan.
Ditunjukkan bahwa nantinya, para pelamar kerja akan bersedia untuk melampaui persyaratan masuk kerja yang telah lama ditetapkan. Seperti gelar sarjana dan jabatan yang diduduki sebelumnya, menjadi fokus pada keterampilan seperti kepemimpinan, analitik data, dan lain-lain.
Dikutip dari survei yang dilakukan pada bulan lalu via Wion, sementara ini terdapat lebih dari 80% pemberi kerja percaya bahwa merekrut kandidat kerja harus berdasarkan keterampilan daripada gelar.
Kemudian, setengah dari mereka mengatakan bahwa mereka masih mempekerjakan lulusan perguruan tinggi, karena dinilai masih berisiko rendah.
Fitur LinkedIn yang Cocokkan Keterampilan
LinkedIn secara terus menerus mengembangkan fiturnya untuk mempermudah para pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang terbaik untuk mereka. Salah satunya adalah dari segi kecocokan keterampilan dan ketertarikan.
Pada Febuari 2023 kemarin, Linkedin telah meluncurkan salah satu fiturnya yang berhubungan dengan hal tersebut.
Dimana, fitur ini di desain untuk mencocokkan keterampilan yang dapat membantu para pengguna, sehingga mereka nantinya dapat melihat keterampilan apa yang dibutuhkan dari suatu pekerjaan.
Dengan begitu, para pekerja nantinya akan mendapatkan pekerjaan yang selaras atau sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Fitur ini memiliki beberapa tanda positif, ditandai dengan sebanyak 45% perekrut di LinkedIn mencari kandidat menggunakan fitur data keterampilan ini.
Dari laporan Bloomberg, alasan mengapa adanya perubahan pada perekrutan yang mengutamakan keterampilan ini merupakan salah satu upaya untuk memperluas ekonomi.
Artinya, bagi orang-orang yang tidak memiliki pengalaman berkuliah dan gelar sarjana, dapat memiliki kesempatan kerja yang sama-sama baik.
Akan tetapi, hingga kini upaya tersebut masih belum bisa dapat secara penuh atau maksimal terealisasi.
Aneesh Raman sebagai Wakil Presiden dan Ketua dari The Opportunity Project di LinkedIn mengatakan bahwa pembicaraan mengenai keterampilan ini sudah berlangsung selama beberapa dekade.
“Pembicaraan mengenai keterampilan telah dibicarakan selama bertahun-tahun, selama dekade-dekade. Pada percakapan ini, seringkali (yang terlibat pada percakapan) adalah orang-orang yang sama: pembuat kebijakan, akademisi, organisasi nirlaba,” ucapnya.
Kemudian Raman menambahkan bahwa dalam perekrutan berbasis keterampilan ini, para perekrut kerja sudah tidak lagi bertanya, “Apa ini?” melainkan, “Bagaimana saya melakukan ini?”
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.