Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Lonjakan COVID-19 di China Sebabkan Krematorium Kewalahan

Krematorium di China mengaku kewalahan karena lonjakan masuknya jenazah Covid-19. (Sumber: Reuters)

Beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa 60 persen dari negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu dapat terinfeksi selama beberapa bulan mendatang, dan lebih dari dua juta orang dapat meninggal.

Perkiraan Para Ahli

Di sisi lain, Global Times milik Partai Komunis mengungkapkan bahwa para ahli memperkirakan sekitar 2,7 juta orang dengan Covid-19 akan memerlukan perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Tabloid tersebut juga membeberkan upaya yang dilakukan kota-kota di seluruh negeri untuk memperluas ICU. Mereka ingin meningkatkan cadangan pasokan medis termasuk di Guangzhou, di mana pihak berwenang meningkatkan jumlah tempat tidur ICU dari 455 menjadi 1.385.

Lebih lanjut, sejak pencabutan pembatasan, beberapa rumah sakit kebanjiran pasien dan apotek kehabisan obat-obatan. Sementara, banyak warga yang juga melakukan “lockdown” sendiri, sehingga membuat layanan pengiriman menjadi sulit.

Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan puncak Covid-19 yang diperkirakan akan terjadi pada awal Januari. Kendati pembangunan ICU tengah berlangsung, kurangnya staf medis yang andal untuk fasilitas tersebut tetap menjadi tantangan besar.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang masih menyebar di China juga berdampak pada ekonomi negara tersebut. Diperkirakan ekonomi negeri tirai bambu itu hanya tumbuh kurang dari 3 persen tahun ini. Hasil tersebut merupakan kinerja terburuk dalam hampir setengah abad.

(SPM/MIC)