Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Lonjakan Upah Inggris Tingkatkan Kemungkinan Naiknya Suku Bunga Lebih Lanjut

Lonjakan Upah Inggris Tingkatkan Kemungkinan Naiknya Suku Bunga Lebih Lanjut
Ilustrasi bendera Inggris. (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM – Menurut angka resmi baru, upah tumbuh pada rekor kecepatan tahunan pada periode April hingga juni.

Gaji reguler pekerja di Inggris naik hingga 7,8%. Dimana, angka ini merupakan tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak catatan yang sebanding dimulai pada tahun 2001.

Kenaikan ini merupakan kenaikan yang lebih kuat dari perkiraan yang telah memicu perkiraan Bank of England terpaksa harus menaikkan suku bunga lagi, untuk menenangkan inflasi.

Inflasi yang mengukur tingkat kenaikan harga ini telah mereda, tetapi tetap tinggi karena masih berada di angka 7,9%.

Direktur statistik ekonomi di Kantor Statistik nasional, Darren Morgan, yang merilis data upah dan lapangan kerja mengatakan bahwa angka terbaru ini menunjukkan pertumbuhan upah riil, yang memperhitungkan tingkat inflasi yang sedang “pulih”.

Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris, mengatakan bahwa ada “cahaya di ujung terowongan”, bagi jutaan orang yang sedang berjuang untuk hidup.

Namun masalahnya, pertumbuhan upah ini tidak cukup untuk melampaui laju kenaikan harga.

Kepada BBC lewat program BBC’s Today, Morgan mengatakan bahwa pertumbuhan gaji rill ini “masih turun sedikit”, yaitu turun sebesar 0,6%.

Pensiun Buruh, Jonathan Ashworth berkata: “Angka-angka ini menegaskan sekali lagi bahwa Tories mengecewakan pekerja dan bisnis di seluruh Inggris.”

Pada hari Rabu (16/8/2023), angka inflasi akan keluar dan analis berharap bahwa angka tersebut menunjukkan pertumbuhan harga yang melambat lagi selama bulan Juli, menjadi antara 6,7% dan 7%.

Namun, angka tersebut masih tetap jauh lebih tinggi dari target Bank of England, untuk mempertahankan inflasi sebesar 2%.

Akibat Kenaikan Upah pada Inflasi

Upah yang lebih kuat justru akan memicu kekhawatiran bahwa kenaikan harga akan memakan waktu lebih lama untuk mereda.

Lonjakan Upah Inggris Tingkatkan Kemungkinan Naiknya Suku Bunga Lebih Lanjut
Inflasi Inggris yang terus menerus naik, salah satunya sebabkan lonjakan harga pada pangan. (Sumber: Bloomberg via Financial Times)

Mantan anggota Komite Kebijakan Moneter Bank Dunia, Sushil Wadhwani, mengatakan bahwa pasar keuangan memproyeksikan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan September adalah “kepastian virtual”.

Pasar juga memperkirakan bahwa suku bunga kini hanya dapat mencapai puncaknya pada 6% dari 5,25% saat ini.

Hanya beberapa hari lalu saja, tarif diharapkan mencapai puncaknya sekitar 5,75%.

“Kuncinya adalah seberapa banyak Bank perlu mendorong proses dengan menaikkan suku bunga lebih lanjut. Dan saya berpendapat, bahwa berita hari ini mengecewakan dalam arti bahwa itu menyiratkan bahwa Bank memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Wadhwani.

Tingkat pengangguran Inggris naik dari 4% menjadi 4,2%, sementara jumlah orang dalam pekerjaan berdetak lebih rendah.

Ini merupakan data dari ONS, yang menandakan bahwa pasar pekerjaan Inggris melemah.

“Penurunan lapangan kerja dalam tiga bulan hingga Juni dan kenaikan lebih lanjut dalam tingkat pengangguran akan disambut baik oleh Bank of England sebagai tanda kondisi pasar tenaga kerja sedang mendingin,” kata Ruth Gregory, Wakil Kepala Ekonom Inggris di Capital Economics.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.