Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Madsaz: Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Pertama di Indonesia

Ilustrasi aplikasi Madsaz | Sumber: Madsaz

ANDALPOST.COM – Ada aplikasi yang diciptakan untuk menerjemahkan suara tangisan bayi, asal Indonesia, yakni aplikasi tersebut bernama ‘Madsaz’. 

Aplikasi Madsaz ini, merupakan penerjemah tangisan bayi pertama di Indonesia yang dikembangkan oleh seorang dosen IPB, Medhanita Dewi Renanti.

Diketahui, aplikasi Madsaz dibuat dengan landasan sistem Dunstan Baby Language (DBL), di mana nantinya akan memberikan informasi terkait kesehatan bayi.

Lebih lanjut, aplikasi tersebut dapat menerjemahkan tangisan bayi dari umur 0-3 bulan, dengan tingkat akurasi 94%. 

Selain itu, tujuan dibuatnya aplikasi ini, karena kurangnya informasi terkait atau perangkat yang bisa memberikan penjelasan akan arti dari tangisan bayi.

Tentunya, alasan lain untuk ciptaan aplikasi oleh Renanti ini, ditujukan agar dapat membantu orang tua. Khususnya, pasangan yang baru memiliki anak bayi dan belum pernah berpengalaman terkait ‘cara’ mengurusnya.

Alhasil, aplikasi ini diharapkan dapat memberikan dampak baik, khususnya dalam mengurangi stress para orang tua karena belum bisa memahami dengan apa yang diinginkan bayi mereka.

Dengan demikian, Madsaz dari DBL ini, hadir untuk membantu orang tua untuk memahami bayi mereka.

Medhanita Dewi Renanti, pengembang aplikasi Madsaz | Sumber: Kompas.com/Ira Rachmawati

Dunstan Baby Language (DBL)

Pengembangan aplikasi Madsaz yang dilandasi oleh penelitian yang telah dilakukan oleh DBL, telah menjadi faktor pendukung yang penting dalam kemajuan Madsaz.

DBL sendiri, merupakan sebuah sistem yang pertama kali diperkenalkan oleh Priscilla Dunstan, yang merupakan sebuah musisi asal Australia.

Dunstan sendiri, dalam melakukan pendalaman pemahamannya terhadap suara bayi, membagikan contoh pengalaman dia.

“Bayi lahir mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan dasar mereka melalui suara,” terang Dunstan.

Lalu, dalam perkembangan sistem DBL sendiri, Dunstan diketahui telah melakukan penelitian dari tahun 1998-2006. Dalam rangka, untuk mengumpulkan dan menemukan suara bayi dari seluruh dunia sebagai bahan observasinya.

Suara Bayi Versi DBL

Pada dasarnya, sistem DBL sendiri memperkenalkan lima bahasa bayi yakni, “neh” yang berarti lapar, “owh” yang berarti lelah atau bisa juga diartikan sebagai bayi tersebut merasa ngantuk. 

Kemudian, terdapat juga bahasa “eh”, yang berarti bayi ingin bersendawa. Lalu, kata “eairh”, yang berarti bayi merasa nyeri (masuk angin).

Terakhir, “heh”, yang berarti bayi sedang merasa tidak nyaman (popok basah, udara terlalu panas/dingin, atau hal hal lainnya yang membuat bayi tidak nyaman).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.