Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Malnutrisi Akut atau Kekurangan Gizi pada Anak Terjadi di 15 Negara

Anak-anak memiliki badan sangat kurus akibat malnutrisi akut. (Sumber: Mina News)

ANDALPOST.COM – Malnutrisi akut merupakan kondisi yang diakibatkan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang.

Malnutrisi dapat terjadi ketika seseorang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan dan nutrisi penting dalam tubuhnya.

Gejala atau kondisi seperti ini menjadi salah satu kasus mengkhawatirkan yang ada di negara-negara di dunia.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kekurangan gizi. Di antaranya seperti konflik, guncangan iklim, dampak Covid-19, dan meningkatnya biaya atau kebutuhan hidup. 

Penyakit tersebut merupakan ancaman besar bagi kehidupan, kesehatan, dan perkembangan anak-anak.

Dampaknya pun bisa dirasakan oleh individu, komunitas, dan masyarakat yang ada di negara tersebut.

Negara-negara yang Mengalami Krisis Pangan dan Gizi

Menurut laporan WHO pada Kamis (12/1/2023), sebanyak 15 negara mengalami krisis pangan dan gizi yang cukup parah. Hal tersebut disebut belum pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Negara-negara tersebut yaitu Afghanistan, Burkina Faso, Chad, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Haiti, Kenya, Madagaskar, Mali, Niger, Nigeria, Somalia, Sudan Selatan, Sudan dan Yaman.

Saat ini, ada lebih dari 30 juta anak tersebar di 15 negara yang terkena dampak paling parah malnutrisi akut.

Di antaranya ada sebanyak 8 juta dari anak-anak ini sangat kurus sehingga memiliki bentuk badan yang mengkhawatirkan akibat kekurangan gizi. 

“Kita harus bertindak sekarang dan kita harus bertindak bersama,” ujar David Beasley, Direktur Eksekutif, Program Pangan Dunia (WFP).

“Sangat penting untuk berkolaborasi memperkuat jaring pengaman sosial dan bantuan makanan. (Ini) untuk memastikan Makanan Bergizi Khusus tersedia untuk wanita dan anak-anak yang paling membutuhkannya,” tambahnya.

Semakin banyak anak-anak kekurangan gizi akut sementara, maka akan menyebabkan layanan utama kesehatan dan layanan nutrisi menjadi kurang dapat diakses. 

“Situasi ini kemungkinan akan semakin memburuk pada tahun 2023,” kata Qu Dongyu, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tindakan PBB

Menanggapi hal demikian, Beberapa badan dari PBB menyerukan tindakan. Beberapa organisasi yang melakukannya adalah FAO dan UNHCR.

Selain itu, beberapa organisasi lain seperti UNICEF, WFP dan WHO juga turut melindungi anak-anak yang paling rentan terkena malnutrisi akut. 

Mereka juga menyerukan kemajuan yang dipercepat pada Rencana Aksi Global tentang Pemborosan Anak.

Tindakan ini diketahui bertujuan untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati kekurangan gizi akut pada anak-anak. Terutama di negara-negara yang paling parah terkena dampak.

“Sistem PBB merespon sebagai satu kesatuan terhadap krisis ini. Rencana Aksi Global PBB tentang Pemborosan Anak adalah upaya bersama untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani pemborosan secara global,” kata Filippo Grandi, Komisaris Tinggi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)

“Di UNHCR kami bekerja keras untuk meningkatkan analisis dan penargetan untuk memastikan bahwa kami menjangkau anak-anak yang paling berisiko. Termasuk populasi pengungsi internal dan pengungsi,” tambahnya.

Rencana Aksi Global adalah salah satu rencana yang digagas sebagai pendekatan multi-sektoral. Fokusnya adalah menyoroti dan mengutamakan tindakan yang andal untuk mengedepankan tercukupinya nutrisi.

Beberapa hal yang upayakan untuk dilakukan adalah dengan meningkatkan makanan, kesehatan, air dan sanitasi, serta sistem perlindungan sosial pada ibu dan anak.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.