Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Mantan Walikota Haiti Harus Bayar Ratusan Miliar atas Kasus Pelanggaran HAM

Mantan Walikota Haiti Jean Morose Viliena meninggalkan pengadilan federal, 20 Maret, di Boston. (Foto: Steven Senne/AP)

Menggugat Sejak 2007

Boniface bersama dengan Juders Yseme dan Nissage Martyr mengajukan gugatan pada tahun 2007 di bawah Undang-Undang Perlindungan Korban Penyiksaan, undang-undang AS tahun 1991 yang memungkinkan tuntutan hukum perdata diajukan terhadap pejabat asing yang dituduh melakukan kesalahan, jika semua jalan hukum di tanah air mereka telah habis.

“Kemenangan! Hari ini juri Boston menemukan mantan walikota Les Irois, Haiti, Jean Morose Viliena yang bertanggung jawab atas ExtraJudicialKilling of Eclesiaste Boniface, dan torture dan percobaan ExtraJudicialKilling of Nissage Martyr, dan Juders Yseme,” terang organisasi internasional yang mengadili para pelanggar HAM, CJA.

Namun, pada 2008, Villiena justru memobilisasi sebuah kelompok yang memukuli dan menembak Martyr dan Yseme di sebuah stasiun radio komunitas.

Hal tersebut menyebabkan Martyr kehilangan satu kaki dan satu matanya Yseme buta.

Dalam gugatan tersebut juga mengungkapkan, Viliena mengoordinasikan pembakaran puluhan rumah yang ditempati penggugat dan orang-orang yang terlibat dengan oposisi politik di Les Irois. Padahal terdapat  22.000 orang yang menempati wilayah itu.

Ketiga pria yang menggugat Viliena sebelumnya mencoba meminta pertanggungjawaban di pengadilan Haiti. Namun, mantan walikota itu  malah dibebaskan dan tidak pernah diadili.

Gugatan itu dilakukan saat Haiti menghadapi krisis yang semakin parah, termasuk bencana alam, wabah kolera. Serta meningkatnya pengaruh geng-geng kuat, terutama setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli 2021 lalu.

Termasuk, sorotan atas batas-batas sistem peradilan Haiti setelah bertahun-tahun pergolakan.

Lantas diketahui, satu penggugat dalam kasus ini, Martyr, meninggal setelah mengajukan gugatan ke AS. 

Kemudian, sang putra yang bernama Nissandere Martyr menggantikannya sebagai penggugat.

Ela Matthews, seorang pengacara untuk Pusat Keadilan dan Akuntabilitas, yang mewakili penggugat, mengatakan putusan dari juri federal AS itu memuaskan perjuangan para korban yang berjuang hampir 15 tahun lamanya.

“Putusan hari Selasa mewakili perjuangan selama 15 tahun bagi penggugat dan masyarakat Les Irois untuk mendapatkan keadilan,” tegas Matthews. (spm/ads)