Pengaruh China di Tonga
Dilaporkan, ‘pengaruh’ China terhadap Tonga sedang dicoba untuk diimbangi oleh pemerintahan Biden.
Alhasil, salah satunya upaya yang dilakukan, adalah dengan membuka kedutaan besar di Nuku’alofa sebagai contoh. Termasuk, di negara kepulauan Pasifik lainnya.
Pada musim gugur yang lalu, Gedung Putih pernah mengumumkan strategi nasional AS yang pertama untuk pulau-pulau Pasifik.
Antara lain, peningkatan kehadiran diplomatik, lebih banyak Coast Guard AS dan penempatan militer ke wilayah tersebut. Lalu, ada program untuk melawan perubahan iklim, dan juga upaya untuk meningkatkan infrastruktur, serta pendidikan.
Alhasil, pengaruh China yang tumbuh di Pasifik Selatan telah meresahkan AS, yang melihat pulau-pulau itu sebagai penghubung ‘strategis’ antara wilayah Guam AS dan Australia.
AS pun khawatir, China dapat menjadi lebih agresif dalam mengejar agendanya di kawasan kepulauan Pasifik ini, sambil berusaha mendapatkan pijakan militer.
Perjalanan Biden dan Layanan Kedutaan
Rencananya, perjalanan Biden yang seharusnya datang ke Papua Nugini, akan berlangsung antara perhentian di Jepang dan Australia. Ini diungkapkan oleh Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.
Ia menyebut kemitraan antara AS dan negara-negara kepulauan Pasifik itu kritis atau sangat penting.
Jean-Pierre pun menekankan hubungan sejarah dan hubungan antar manusia, yang dimiliki oleh AS dan negara-negara kepulauan Pasifik.
Akan tetapi, Biden pun membatalkan perjalanan ke Papua Nugini dan Australia tersebut, Selasa lalu. Alhasil, atas negosiasi hutang atau limit di Washington, AS.
Di sisi lain, Kedutaan AS di negara Fiji, dilaporkan akan menyediakan layanan konsuler untuk warga negara AS di Tonga dari 13-16 Juni mendatang.
Alhasil, itu merupakan salah satu dampak positif pendirian hubungan diplomatik dengan Tonga bagi warga AS. (xin/adk)