ANDALPOST.COM – Sebuah kapal feri berukuran kecil tenggelam pada Minggu (23/07/2023) malam dalam melakukan estimasi perjalanan singkat yakni 20 menit.
Kapal kecil tersebut dikatakan mengalami kelebihan muatan yang dimana para penumpang yang menaiki kapal tersebut melebihi kapasitas kapal tersebut.
Naas kapal tersebut bersama seluruh penumpang di dalamnya pun harus tenggelam di Teluk Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Respon langsung datang dari para tim penyelamat yang langsung melakukan penyelamatan kepada setiap korban dengan melakukan pencarian di dekat TKP.
Dari pencarian yang dilakukan terdapat 15 orang dinyatakan meninggal dunia. Hingga saat ini tim penyelamat masih melakukan pencarian kepada 19 orang yang juga turut naik dalam kapal feri yang tenggelam dini hari waktu setempat tersebut.
Dikatakan bahwa, terdapat total 40 penumpang yang ikut tenggelam bersama kapal tersebut. Dari total keseluruhan tersebut hanya enam diantaranya yang dinyatakan selamat dari insiden yang terjadi.
Tenggelamnya Kapal
Dalam laporan yang diberitakan, diketahui bahwa penyebrangan yang dilakukan oleh kapal kecil tersebut, dilakukan setelah mengikuti perayaan ulang tahun dari Kabupaten Buton Tengah di Kecamatan Mawasangka Tengah.
Penyebrangan tersebut hanya dilakukan dalam jarak 1 kilometer di Pulau Muna, sekitar 200 km (124 mil) selatan Kendari, ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara.
Para korban yang menonton perayaan ulang tahun itu pun harus menyebrang melewati teluk yang memiliki estimasi waktu 20 menit penyeberangan dengan menggunakan kapal feri kecil yang disewakan di tempat tersebut.
Laporan para petugas yang melakukan penyelidikan bahwa pada mulanya kapal tersebut bocor. Lalu pelan-pelan mulai tenggelam dan menyatu bersama perairan.
“Setelah mendapat informasi tersebut, Basarnas Kendari memberangkatkan satu tim rescue dari pos SAR Muna,” kata Muhammad Arafah, Kepala KPP Kendari.
“Kemudian pukul 04.50 WITA, kapal Basarnas Kendari Rescue dari pelabuhan Murhum Baubau, menuju lokasi tenggelam kapal dengan peralatan lengkap,” tambah Kepala KPP Kendari itu.
Korban yang telah ditemukan baik selamat maupun meninggal dunia langsung dilarikan ke Puskesmas Mawasangka Timur untuk melakukan pengobatan dan pemeriksaan sebelum dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Penggunaan Kapal Feri di Indonesia
Melihat berbagai bentuk kejadian yang menimpa kapal feri di Indonesia, bisa dikatakan bahwa hal tersebut sudah sangat lumrah. Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 tersebut.
Yang dimana, penggunaan kapal feri di Indonesia merupakan transportasi yang sangat normal untuk melakukan perjalanan singkat hingga panjang antar pulau yang ada di Indonesia.
Dengan masifnya penggunaan transportasi laut tersebut ternyata memang disertai dengan banyak kejadian yang tidak mengenakan dalam proses penggunaannya.
Dikarenakan penggunaan yang masif dan sangat dibutuhkan untuk melakukan perjalanan laut, ternyata kecelakaan juga sering terjadi. Adapun penyebabnya karena standar keselamatan yang lemah sering membuat kapal kelebihan muatan tanpa peralatan penyelamat yang memadai.
Seperti yang pernah terjadi di tahun 2018, sebuah kapal feri yang penuh sesak membawa sekitar 200 orang di dalamnya tenggelam. Kapal itu tenggelam di sebuah danau Provinsi Sumatera Utara dan menewaskan 167 orang.
Selain itu, terdapat pula salah satu bencana terburuk yang tercatat di Indonesia dalam penggunaan kapal feri. Dimana, sebuah kapal penumpang yang penuh sesak tenggelam pada Februari 1999 dengan 332 orang di dalamnya. Tercatat juga hanya 20 orang yang selamat dalam insiden tersebut. (ben/fau)