Selain itu, banyak juga disajikan ketika berkunjung atau datang ke acara pesta pernikahan (hajatan) sebagai menu takjil yang bernuansa budaya Betawi.
“Sering banyak dipanggil pas acara hajatan atau pesta pernikahan. Kalau orang mau adain pesta pernikahan pasti manggil saya. Orang-orang sekitar sini sudah pada tahu dan kenal sih,” ujar penjual Es Selendang Mayang itu.
Lebih lanjut, Bram juga mengaku bahwa es selendang mayang miliknya juga sering dibeli oleh para turis asing. Khususnya warga negara Cina yang tinggal di Indonesia.
“Pernah waktu itu dibeli turis asing dan orang cina di Ambassador. Orang Cina banyak yang suka,” ujar Bram.
Pelanggan Setia Es Selendang Mayang
Sari, salah satu masyarakat lansia pemilik salah satu kost-kostan di Jakarta Selatan mengaku menjadi pelanggan setia penjual es selendang mayang. Ia mengatakan sangat menyukai makanan atau minuman yang manis dan menyegarkan.
“Sering beli dan makan es selendang Mayang. Kalau anak-anak saya lagi kumpul pada suka makan juga,” kata Sari.
Saat ditanyai tentang sejarah es selendang mayang, ternyata ia mengetahuinya. Sari mengatakan bahwa nama es selendang Mayang diambil karena melihat warna-warni pada es layaknya sebuah selendang.
“Di Jawa nggak ada makanan ini. Kalau di pesta pernikahan Jawa juga belum ada kulineran seperti di pernikahan adat Sunda yang banyak menyediakan makanan tambahan seperti bakso, cendol, es selendang Mayang. Kalau di hajatan Sunda, banyak,” ujar Sari. (rnh/ads)