Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Rumah Minimalis ala Skandinavia, Cocokkah di Indonesia?

Interior rumah Skandinavia (Sumber: Dekoruma)

ANDALPOST.COM – Konsep minimalis tengah banyak digemari di tengah masyarakat Indonesia saat ini. Mulai dari cara berpakaian, cara hidup hingga model rumah minimalis.

Desain rumah minimalis mulai muncul dan berkembang akibat bentuk protes atas berlebihannya masyarakat dalam membangun rumah. Masyarakat dianggap terlalu boros dalam menggunakan bahan material sehingga terkesan terlalu mengeksploitasi sumber daya alam.

Konsep minimalis hadir dengan mengedepankan kesederhanaan dan pemanfaatan bahan dan sumber daya alam secara maksimal.

Di Indonesia sendiri desain rumah minimalis mulai banyak diminati mulai abad 21. Sayangnya masyarakat Indonesia yang mengadopsi model rumah minimalis  mengacu pada negara Eropa seperti Skandinavia tanpa memperhatikan keadaan dan kultur yang ada di sana dengan di Indonesia.

Bahkan IKEA, peritel besar penyedia furniture rumah tangga dan juga kantor saat ini banyak mengeluarkan desain furniture dengan gaya Skandinavia.

Apabila ditelusuri lebih dalam, desain rumah ala Skandinavia tidak seutuhnya cocok dengan iklim dan juga budaya di Indonesia. Desain rumah ala Skandinavia terlihat simple dengan furniture yang dibuat multifungsi dan tidak banyak memakan tempat. Selain itu, desain rumah Skandinavia juga sedang tren karena terlihat keren dan juga instagramable.

Dilansir dari idea.grid.id, gaya rumah Skandinavia menurut Indy Anindita, seorang desain interior IKEA, memiliki acuan multifungsi, alam, warna, pencahayaan, inovasi dan humanistik. Tentu saja prinsip tersebut hadir disesuaikan dengan keadaan sumber daya alam, iklim dan juga budaya masyarakat sekitar.

Budaya Skandinavia

Sumber daya alam seperti kayu di Skandinavia cukup terbatas, sehingga membuat desain rumahnya sesederhana mungkin dengan memaksimalkan material yang ada. Selain itu juga banyak inovasi dilakukan untuk memaksimalkan sumber daya alam yang ada.

Dengan cara membuat jendela yang besar dan cat rumah berwarna terang, agar cahaya matahari yang masuk dapat semaksimal mungkin menerangi ruangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir penggunaan listrik untuk penerangan ruangan.

Keadaan iklim di negara-negara Skandinavia yang memiliki musim dingin cukup panjang, sehingga membuat masyarakat sangat memanfaatkan sinar matahari yang ada saat musim panas.

Musim dingin panjang juga membuat aktivitas masyarakat di sana lebih banyak dihabiskan di dalam rumah, sehingga desain rumah negara tersebut banyak yang memasukkan tanaman sebagai interior.

Budaya masyarakat di negara-negara Skandinavia seperti Swedia memiliki individualitas yang tinggi. Dilansir dari bbc masyarakat Swedia terutama anak muda sudah meninggalkan rumah dan tinggal sendirian sejak usia remaja. Kebanyakan dari mereka tidak pernah berinteraksi dengan keluarganya sendiri apalagi bersosialisasi dengan orang lain.

Budaya individualis negara ini sempat ramai dibincangkan di berbagai media sosial mengenai Swedengate. Hal itu merupakan budaya orang swedia yang tidak menawari makanan untuk tamunya.

“Orang Swedia tidak ingin menimbulkan kewajiban bagi pihak lain untuk membalas budi,

“Jadi jika Anda memberi makan seseorang di rumah Anda, implikasinya adalah Anda meminta untuk diberi makan di rumah mereka” ungkap Imogen West- knight dalam artikelnya yang berjudul The truth About Sweden Gate.

Budaya individu tersebut membuat mereka meminimalisir perabotan dengan mengisinya dengan apa yang mereka butuhkan saja.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.