Diagnosa Osteoporosis dan Gejalanya
Osteoporosis didiagnosis berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes kepadatan mineral tulang. Tes kepadatan tulang menggunakan x-ray khusus untuk mencari tanda-tanda bahwa tulang menjadi lebih lemah, dan memberi “skor-T” berdasarkan hasilnya.
Jika T-score -2,5 atau kurang, dokter akan mendiagnosis seseorang mengalami osteoporosis. Umumnya semakin tinggi T-score, maka semakin sehat juga tulang pada tubuh seseorang.
Sementara, menurut keterangan resmi dari situs Health Direct, gejala osteoporosis yang paling umum terjadi adalah patah tulang karena cedera ringan atau terjatuh.
Gejala osteoporosis lain yang bisa dirasakan ialah :
- Sakit punggung
- Tulang yang terasa patah atau fraktur stres
- Punggung membungkuk
- Penurunan tinggi badan
- Nyeri punggung
Pencegahan dan Upaya Penyembuhan Osteoporosis
Dokter Tony Setiobudi mengatakan, osteoporosis dapat dicegah dengan pilihan gaya hidup sehat. Seperti, berhenti Merokok.
Hal ini dapat membantu menurunkan risiko osteoporosis dan kanker paru-paru. Mempertahankan berat badan yang sehat, juga bisa mengurangi osteoporosis. Hal ini bisa berarti menurunkan atau menambah berat badan, tergantung pada BMI seseorang.
Selanjutnya, kurangi alkohol. Jika ingin meminumnya, batasilah dan tidak lebih dari 2 minuman ukuran standar dalam sehari.
Kemudian, lakukan latihan penguatan tulang, yang dapat dilakukan melalui latihan menahan beban. Seperti jalan cepat, dan aktivitas pembentukan otot atau latihan kekuatan. Fungsinya, membantu mengurangi tulang rapuh sehingga menjadi lebih padat dan kuat.
Terakhir, latihan keseimbangan, yang berguna untuk seseorang yang sering terjatuh agar tetap stabil.
Perlu diketahui, osteoporosis dapat ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan yang berfungsi untuk memperkuat massa tulang, seperti:
- Bifosfonat, untuk memperlambat proses kehilangan kepadatan tulang alami. Dikonsumsi dengan cara diminum dalam bentuk pil atau disuntikkan setahun sekali.
- Denosumab, suntikan yang diberikan dua kali setahun yang dapat memperlambat perkembangan osteoporosis.
- Modulator reseptor estrogen selektif (SERMs), digunakan untuk menggantikan estrogen pada wanita pasca-menopause.
- Menopause hormonal treatment (MHT). Obat diberikan kepada wanita di bawah 60 tahun atau wanita yang berhenti menstruasi dalam 10 tahun terakhir.
- Teriparatide, berfungsi sebagai obat pereda nyeri jika tulang masih rentan patah.
Selain itu, terkait pengobatannya, Dokter Tony mengungkapkan, ada banyak pilihan pengobatan osteoporosis. Namun, untuk menentukan pilihan obat yang paling tepat maka berkonsultasilah dengan dokter. (rnh/ads)