Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Menkeu Ungkap 4 Alokasi APBN yang Jarang Disadari Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kunjungannya ke Sumenep, Kamis (2/2) | dok. Tangkapan layar/YouTube Kementerian Keuangan

ANDALPOST.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan APBN menjadi simbol hadirnya negara di berbagai pelosok Nusantara dan berbagai isu. Namun, ia menilai kehadiran negara tersebut cenderung dipahami masyarakat hanya ketika negara melakukan pembelanjaan yang tampak.

“Padahal negara juga hadir dengan memberikan akses pembiayaan. APBN meminta dan meminjam dari perbankan untuk berikan kredit pada UMKM. Bunga yang tinggi diturunkan agar mereka tidak berat. Jadi UMKM mendapatkan fasilitas APBN dalam bentuk suku bunga,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam kunjungannya ke Sumenep, (2/2).

Selain itu, ia juga menerangkan bahwa APBN memiliki investasi pemerintah. Investasi ini disalurkan melalui koperasi hingga pegadaian. Usaha ultra mikro bisa mendapatkan kredit hingga Rp10 juta dengan bunga yang rendah.

“APBN sering lebih mudah dipahami jika dalam bentuk universitas atau sekolah. Yang kelihatan secara bangunan. Sebenarnya APBN memberikan mulai dari gaji guru, sampai biaya operasional sekolah. Itu adalah anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen,” lanjutnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan apa yang menjadi prioritas alokasi APBN. Dari penjelasannya, alokasi tersebut memang tidak tampak secara langsung tetapi berdampak bagi masyarakat.

“Belanja untuk pendidikan yang 20 persen tadi adalah bagian prioritas pertama APBN dalam membangun kualitas SDM. Tahun 2023 ini belanja pendidikan mencapai lebih Rp612 triliun. Ini adalah belanja terbesar,” katanya.

Belanja untuk Kesehatan

Prioritas kedua APBN adalah belanja untuk kesehatan. Saat ini, ia mengatakan alokasi APBN untuk kesehatan ditujukan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Tiga tahun terakhir belanja kesehatan untuk penanganan COVID-19. Saat ini untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Penanganan stunting dan peningkatan fasilitas kesehatan untuk merawat penyakit yang sifatnya tidak menular,” terangnya.

Kemudian yang menjadi prioritas APBN selanjutnya adalah masyarakat tidak mampu. Untuk ini ia menyampaikan alokasi APBN bernilai Rp470 triliun. Dana dialokasikan untuk lansia serta keluarga yang sangat rentan dan miskin.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.