Tanggapan China
Sementara itu, China dengan nada konfrontatif dalam pembacaan panggilan dengan Blinken mengatakan, Qin telah memperingatkan bahwa hubungan antara kedua negara telah menghadapi kesulitan serta tantangan baru sejak awal tahun.
“Sudah jelas siapa yang bertanggung jawab,” kata Qin, menurut Menlu China.
“Tiongkok selalu memandang dan mengelola hubungan Tiongkok-AS sesuai dengan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama saling menguntungkan yang dikemukakan oleh Presiden Xi Jinping,” tambahnya.
Namun, ketegangan antara kedua negara yang mencakup perdagangan, spionase. Lalu kehadiran militer di Indo-Pasifik, perang di Ukraina, dan masa depan Taiwan, semakin jelas terlihat sejak awal bulan Februari lalu.
Terlebih, Blinken juga menunda perjalanannya ke China pada bulan tersebut.
Penundaan itu terjadi di tengah perselisihan tentang balon udara milik China yang diklaim sebagai alat mata-mata oleh AS.
Sehingga, Blinken serta pejabat AS lainnya enggan mengakui China telah mengoperasikan fasilitas mata-mata di Kuba selama bertahun-tahun, yang ditingkatkan pada 2019.
Ketegangan kiat meningkat, saat AS membantu Taiwan untuk mempertahankan wilayahnya yang telah diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayah Beijing.
AS telah mempertahankan selama bertahun-tahun kebijakan resmi atau ambiguitas strategis. Di mana Washington memberikan dukungan militer ke Taiwan.
Meski, AS tidak secara eksplisit mengakui atau berjanji untuk membantu pulau tersebut jika terjadi serangan oleh China. (spm/ads)