Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Menlu Rusia Tegaskan Syarat Perdamaian dengan Ukraina: Berupa Tatanan Dunia Baru

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Presiden Vladimir Putin | Sumber: kremlin.ru

ANDALPOST.COM – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengeluarkan sebuah pernyataan yang diketahui, sebagai sebuah syarat untuk mencapai perdamaian dengan Ukraina

Dalam pembicaraan tersebut, Lavrov menjelaskan bagaimana salah satu syarat untuk mencapai perdamaian tersebut adalah terciptanya tatanan dunia yang baru (new world order).

Serta dengan, pertimbangan terhadap kepentingan nasional Rusia.

Seperti yang diketahui, saat ini, dominasi Amerika Serikat (AS) merupakan poros dari tatanan dunia yang telah terhitung dari sejak berakhirnya perang dingin (cold war).

Alhasil, perlawanan terhadap dominasi tersebut itu yang dimaksud Lavrov, sebagai tatanan dunia yang baru.

Atas itu, Rusia menyatakan, untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi AS.

Demikian, penyerangan terhadap Ukraina, dilihat sebagai bagian dari perlawanan yang mereka lakukan.

Komentar Lavrov atas ‘Tatanan Baru’

Selanjutnya, Lavrov dalam sebuah pernyataan setelah melakukan rapat, bersama Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu di Ankara. Ia menyebut syarat perdamaian oleh Rusia.

“Setiap negosiasi harus didasarkan pada pertimbangan kepentingan Rusia,” terang Lavrov.

Selain itu, Lavrov juga menjelaskan bagaimana yang ia sebut sebagai pertimbangan kepentingan Rusia, merupakan berubahnya tatanan baru. 

Yang di mana, melalui pernyataan tersebut, Rusia menolak prinsip tatanan dunia yang dipimpin secara tunggal atau unipolar oleh negara adidaya, yaitu AS sebagai satu hegemoni.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dalam peretemuannya di Turki | Sumber: Cagla Gurdogan/Reuters

Keberadaan hegemoni AS sendiri, memang memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh dunia. Di mana ketika jatuhnya Uni Soviet, AS memutlakan posisi mereka untuk menjadi negara yang kuat dan sangat berpengaruh. 

Alhasil, kekuatan yang dimiliki negara AS dengan hegemoni tunggalnya, membuat negara tersebut memiliki sebuah hak istimewa dalam tatanan internasional saat ini. 

Hal ini, juga menjadi sebuah alasan yang melandasi syarat yang dikeluarkan oleh Rusia melalui Lavrov.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Lavrov tersebut, membuat Cavusoglu yang merupakan negara tuan rumah, dalam menciptakan dialog antara Rusia dan Ukraina tahun lalu khawatir.

Dilaporkan bahwa, Cavusoglu sendiri memperkirakan akan adanya peningkatan intensitas perang pada musim semi ini.

Pembahasan Menlu Rusia dan Turki

Keberadaan Lavrov di Turki, merupakan sebuah pertemuan yang akan membahas permasalahan mengenai ekspor pertanian. 

Dalam pertemuan tersebut, Lavrov mengeluarkan sebuah ancaman untuk melewatkan ekspor biji-bijian yang sedang ditangani oleh PBB. Yang secara khusus, khawatir jika hambatan ekspor pertanian yang dihadapi Rusia tidak dihilangkan. 

Pertemuan tersebut pun, mencapai sebuah kesepakatan untuk menghilangkan hambatan Rusia untuk melakukan ekspor pertanian mereka, khususnya biji-bijian. 

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.