Selain itu, Retno juga mengatakan bahwa Indonesia menjadi perwakilan negara asing pertama yang melakukan evakuasi terhadap warganya sendiri.
“Sebagai informasi, Indonesia adalah perwakilan asing pertama yang mengevakuasi warganya sendiri di Turki,” imbuhnya.
Tidak ada WNI Terdampak Gempa di Suriah
Terkait kondisi di Suriah, Retno menyampaikan Pemerintah terus melakukan pemantauan. Hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang terdampak oleh gempa.
“Namun, tim KBRI Damaskus terus dan akan tetap melakukan pemantauan perkembangan di lapangan,” ujarnya.
Sejalan dengan bantuan dan perlindungan terhadap WNI, Pemerintah tengah bersiap memberangkatkan bantuan kemanusiaan tahap ketiga untuk Turki dan Suriah.
“Bantuan tahap ketiga direncanakan berangkat hari Sabtu tanggal 18 Februari 2023. Akan berangkat empat pesawat yang membawa 80 ton bantuan kemanusiaan, tidak hanya ke Turki tetapi juga ke Suriah,” terang Retno.
Adapun bantuan kemanusiaan tahap ketiga itu akan terdiri dari makanan siap saji, selimut, matras, baju hangat. Juga tenda, perlengkapan kebersihan, kantung tidur, hingga pakaian.
Retno mengatakan terkait jumlah dan jenis pasti bantuan yang akan diberangkatkan masih dapat berubah. Nantinya akan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan di lapangan.
Sebelumnya, KBRI Damaskus juga telah mengirimkan bantuan berupa makanan, pakaian dan obat-obatan. Bantuan tersebut dikumpulkan dari diaspora WNI, PPI, dan Kedutaan Besar Indonesia di Suriah dan dikirim ke Latakia dan Aleppo.
Sementara di Turki, Pemerintah melalui KBRI Ankara telah mengirimkan bantuan bahan makanan. Masyarakat Indonesia di Turki juga sempat menggalang dana dengan total Rp1 miliar dan diserahkan melalui Palang Merang Turki.
Hingga artikel ini ditulis, tercatat lebih dari 30.000 orang telah menjadi korban meninggal gempa di Turki. Sementara di Suriah korban meninggal dilaporkan lebih dari 5.700 orang. (lth/fau)