Kunjungan Yellen
Sesaat setelah mendarat, Yellen menerima sambutan dari seorang pejabat Kementerian Keuangan China dan utusan AS untuk China, Nicholas Burns.
China yang menjadi tuan rumah pun menyambut baik maksud dari Pemerintah AS. Meski begitu, patut diakui bahwa untuk mengurangi ketegangan antara keduanya butuh waktu yang cukup lama.
Kedua belah pihak pun skeptis bahwa kunjungan Yellen akan dapat meredakan ketegangan hubungan AS-China. Namun, para pejabat menerima bahwa kedua negara telah menempatkan pengamanan keamanan nasional di atas hubungan ekonomi.
“Terutama jika ada hal-hal yang mungkin tidak kita setujui, yang lebih penting adalah kita berbicara,” kata seorang pejabat AS yang ikut mendampingi Yellen.
Ia pun menambahkan, setibanya di Beijing, “saya tidak berpikir itu sia-sia, saya akan mengatakan itu dengan pasti.”
Agenda Yellen di China pun akan cukup padat. Sehari setelah tiba, Yellen akan langsung menemui Perdana Menteri China Li Qiang dan Mantan Menteri Ekonomi Tsar, Liu He, yang secara luas dipandang sebagai orang kepercayaan dekat Presiden Xi Jinping.
Adapun hal yang akan dibahas oleh Yellen ialah mengenai persaingan dagang. Yellen berniat untuk memberitahu bahwa AS menginginkan persaingan ekonomi yang sehat.
Tetapi ia akan mempertahankan pembatasan perdagangan AS yang diberlakukan atas dasar keamanan. Serta menyatakan keprihatinan tentang kontrol ekspor Beijing pada logam yang digunakan dalam semikonduktor dan panel surya, kata pejabat itu, yang memberi tahu wartawan tanpa menyebut nama.
Yellen juga berencana untuk membahas tindakan yang ditargetkan oleh Washington pada perdagangan karena masalah keamanan nasional atau hak asasi manusia. (paa/ads)