Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Menteri Luar Negeri Rusia Tolak Rencana Perdamaian dengan Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov Sumber: Anadolu

Tuduhan Rusia

Serangan rudal dari Ukraina yang menimpa salah satu pangkalan militer Rusia Sumber: BBC

Lavrov diketahui menuduh negara-negara barat memiliki pola pikir neo-kolonial dalam upayanya kepada negara-negara selatan. Dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan bagi Ukraina dalam perang tersebut. 

Sebaliknya, Lavrov berbicara tentang mayoritas global yang ditipu oleh negara-negara barat, yang ia gambarkan sebagai “kerajaan kebohongan”.

Perang antar kedua negara pun bisa dikategorikan semakin memanas dalam beberapa waktu terakhir. Apalagi, kedua negara telah mencari bantuan yang bisa mendorong mereka untuk lebih kuat dalam sektor militer. 

Pada Minggu (24/9/2023), Ukraina mengatakan serangan rudal hari Jumat terhadap markas besar armada Laut Hitam Rusia di Krimea bertepatan dengan pertemuan para pejabat angkatan laut. 

Dalam pernyataan singkatnya, militer Ukraina mengklaim serangan itu telah menyebabkan kematian dan cedera namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. 

Tumbangnya salah satu prajurit Rusia tersebut kemudian dibenarkan oleh pihak Rusia bahwa mereka telah kehilangan salah satu prajuritnya atas serangan Ukraina tersebut. Padahal, lokasi serangan yang dikirimkan oleh Ukraina tersebut merupakan markas bagi angkatan laut terbaik Rusia. 

Pihak rusia juga menambahkan bahwa dua komandan Rusia terluka parah dalam serangan rudal tersebut.

Menurut klaim dari militer Ukraina, serangan rudal pada Jumat lalu tersebut merupakan serangan rudal Storm Shadow, yang dipasok oleh Inggris dan Prancis. Dengan kata lain, Ukraina sejauh ini telah mendapat bantuan dari negara-negara lain. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan negara-negara Barat secara de facto berperang melawan kami, menggunakan tangan dan tubuh Ukraina. (paa/ads)