ANDALPOST.COM – Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu menyatakan estimasi ‘kehancuran’ atau korban jiwa pasukan Ukraina pada bulan Juli, dan ungkap ‘serangan balasan Ukraina tidak sukses’, Senin (31/07/2023).
Diketahui, Sergey mengungkapkan bahwa serangan balasan yang dilakukan oleh Ukraina telah ‘berhenti’, dan tidak mengeluarkan kesuksesan yang di-ekspektasi negara Barat.
Di sisi lain, pihak Ukraina bersama dengan salah satu pendukung mereka, yakni Amerika Serikat (AS) melakukan penyerangan seperti ‘teroris’. Ini pun diungkapkan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolay Patrushev.
Alhasil, atas dugaan laporan terkait penyerangan Ukraina ke infrastruktur sipil Rusia. Pihak Kantor Hak Asasi Manusia PBB pun, tidak menyetujui terkait tindakan yang dilakukan oleh pihak Ukraina.
Informasi Kementerian Pertahanan Rusia
Seperti yang diketahui, sebelumnya pihak angkatan bersenjata Ukraina (AFU) telah meluncurkan ‘serangan balasan’ mereka pada bulan Juni 2023 lalu.
Akan tetapi, ternyata serangan balasan tersebut ‘terkendala’ atau terhambat dan tidak sesuai dengan ekspektasi pihak Ukraina. Serta dengan, negara Barat pendukung mereka.
Berdasarkan informasi dari Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, dia nyatakan bahwa serangan balasan AFU pun telah “berhenti”, dengan ribuan jiwa pasukan AFU.
Hal tersebut, Sergey ungkapkan melalui sebuah konferensi yang dihadiri oleh perwira-perwira senior militer Rusia pada 31 Juli lalu.
Diketahui, dia menyatakan bahwa militer Rusia berhasil menggagalkan semua upaya ‘terobosan’ serangan AFU, dengan menggunakan pertahanan yang terorganisir. Ditambah dengan, ketahanan pasukan Rusia juga berkontribusi atas kesuksesan pertahanan pihak mereka.
Dilaporkan, pada bulan Juli 2023 sendiri, AFU kehilangan sekitar 20,824 personil dan 2,227 peralatan militer.
Itu termasuk, ‘kehancuran’ 10 tank Leopard yang dikirimkan Jerman, 11 kendaraan lapis baja jenis Bradley, dan 50 artileri yang dapat bergerak sendiri dari negara-negara Barat.
Menurut Sergey, pada 26 dan 27 Juli sendiri, AFU dilaporkan kehilangan lebih dari 400 personil dan 31 tank, serta persenjataan ‘berat’ lainnya di pemukiman Rabatino. Di sekitar, wilayah Zaporozhye.
Alhasil, atas banyaknya kehilangan atau korban yang dialami oleh pihak AFU, Sergey pun mengungkap bahwa pasokan persenjataan Barat gagal melawan Rusia.
Dia juga nyatakan, atas ‘gagalnya’ Ukraina dalam meraih prestasi apa pun di medan perang pada serangan balasan mereka. Pihak Ukraina, mulai untuk menargetkan infrastruktur di Rusia.
“Ini dengan jelas bahwa persenjataan yang dipasok Barat sedang gagal untuk membawa sukses di medan perang. Dan, hanya memperpanjang konflik militer (di Ukraina),” terang Sergey.
“Rezim Kiev, dengan dukungan akan sponsor Baratnya, sekarang berfokus dalam melaksanakan serangan teroris pada infrastruktur sipil,” tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.