Menurut Ismail, faktor yang membuat harga beras naik adalah karena adanya kenaikan harga BBM dan juga kenaikan harga pupuk.
“Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan harga pupuk. Setiap tahun harga gabah di musim saat ini (Oktober sampai Desember) selalu tinggi daripada musim tanam sebelumnya,” ungkap Ismail dilansir dari Antara, Selasa (20/12/2022).
Selain itu, isu cadangan beras pemerintah yang kian menipis juga menjadi alasan kenaikan harga beras di Indonesia.
“Pasar berpikir bahwa pemerintah tidak punya alat untuk memberikan sentimen positif dalam menekan harga karena stok tidak banyak,” kata Ismail.
Namun Ismail menyampaikan kabar baik bahwa kondisi beras di Indonesia masih dalam taraf aman meskipun harga beras memang naik.
Selain itu, di bulan Desember ini Indonesia juga akan mendapatkan tambahan stok beras sebanyak lima hingga enam juta ton.
“Periode (tanam sampai panen) Oktober hingga Desember 2022 ini diprediksi akan ada gabah kering giling (GKG) mencapai 10,24 juta ton. Kalau jadi beras, kira-kira 5 hingga 6 juta ton,” pungkasnya.
Saat ini harga beras di Indonesia merujuk data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional. Harga beras kualitas rendah hari ini adalah Rp10.600/kg, beras jenis medium adalah sekitar Rp11.700/kg, dan beras kualitas super berada di harga sekitar Rp13.550/kg.
(GEM/MIC)