Menyeruput Kopi dengan Nuansa Asri di Bawah Gunung Merapi

Kedai Kopi Merapi. (Sumber: Andalpost/Febri Eka Pambudi)

ANDALPOST.COM – Momen tahun baru menjadi ajang menghabiskan waktu bersama keluarga. Banyak opsi yang bisa dilakukan seperti traveling di momen libur tahun baru, salah satunya berkunjung ke tempat wisata.

Apabila Andalpeeps adalah pecinta wisata alam, cobalah untuk mengunjungi Kopi Merapi yang terletak di Dusun Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Letaknya berada di radius 4 km dari lereng Gunung Merapi.

Di tempat ini Andalpeeps akan disajikan hidangan kopi lokal yang ditanam di lereng Merapi. Tidak hanya kopi, Kopi Merapi juga menyuguhkan makanan lokal khas daerah masyarakat lereng Merapi.

Adapun makanan tersebut adalah macam-macam olahan, mulai dari ketela seperti gehtuk dan lainnya.

Di sini Andalpeeps tidak hanya duduk dan menyeruput kopi saja, namun juga dapat menikmati pemandangan di kebun kopi. Cuacanya pun dapat dirasakan nyaman dan sangat dingin mengingat berada di ketinggian 1200 Mpdl.

(Doc: Andalpost/Febri Eka Pambudi)

Tidak hanya kopi dan suasana, Andalpeeps juga dapat melihat agungnya Gunung Merapi yang masih aktif dan mengeluarkan erupsi setiap harinya.

Karena erupsi kecil itu, lahan di sekitar Merapi menjadi subur dan membuat segala jenis pohon tumbuh.

Atas dasar inilah kemudian menjadi alasan bagi Slamet, selaku si pemilik kebun menanam kopi di daerah ini, membuka usahanya.

Slamet merasa bahwa kopi yang ditanam di lereng Gunung Merapi punya potensi yang besar. Pasalnya, rata-rata masyarakatnya hanya menanam sayur dan padi saja, dan belum ada yang berkebun kopi sepertinya.

“Berada di kawasan lereng Gunung Merapi ini subur, Mas, jadi ada potensi untuk kita bercocok tanam,” ungkap Slamet kepada Reporter Andalpost, Minggu (1/1/2023).

“Rata-rata masyarakat memanfaatkannya dengan menanam sayur dan padi hingga buah-buahan. Namun saya mencoba kopi karena potensi pasarnya besar dan belum dilakukan masyarakat lain,” ujarnya.

Selain karena potensi pasar dan karunia tanah yang subur, lereng Merapi mampu menghasilkan biji kopi Arabica dengan kualitas salah satu yang terbaik.

Menurutnya tanah vulkanik yang masih pekat dengan aroma belerang membuat kopi disini punya rasa berciri khas.

“Kopi Merapi yang saya tanam ini punya rasa berkarakter,” imbunya.

“Anda bisa menanyakan langsung kepada para pembeli. Kalau menurut saya yang berbeda di sini adalah aromanya, masih ada sedikit aroma-aroma belerang,” kata Slamet.

“Serta kopinya cenderung lebih asam, daripada jenis Arabica lainnya,” tambahnya lagi.

Sementara itu, untuk pengolahannya sendiri, Kopi Merapi masih menggunakan metode yang manual.

Kendati demikian, Slamet sebagai pengolah sudah menerapkan standar tinggi di setiap pengolahannya menjadi biji kopi.

Kopi Merapi meski berada di pemukiman paling ujung di Magelang, sudah membuat banyak orang penasaran. Bahkan biji Kopi Merapi selalu antre untuk dipasarkan kepada para konsumen.

Tidak hanya para pengunjung yang menikmati kopi saja, bahkan Kopi Merapi pun sudah sering diburu oleh mereka pemilik kedai kopi. Mereka ingin membuat Kopi Merapi berada di menu kedai kopinya.

Hal ini dilakukan oleh para pemilik kedai agar para pengunjung yang ingin menikmati cita rasa Kopi Merapi tidak perlu jauh-jauh naik ke lereng Merapi. Pasalnya, akses ke Kopi Merapi ini cukup jauh, sekitar 2 jam ke utara Borobudur.

Sementara itu, Ratih selaku pengunjung mengatakan bahwa Kedai Kopi Merapi ini sangat cocok untuk liburan keluarga. Selain karena tempatnya masih asri dan sejuk, harga yang diberikan untuk menikmati kopi adalah murah, walau aksesnya lumayan jauh.

“Di sini tempatnya seru, alamnya masih sejuk cocok jadi tempat liburan tahun baru,” ungkap Ratih.

“Tempat ini juga murah lah yang pasti jadi ramah di kantong,” tambahnya.

Cukup mulai dari lima ribu rupiah saja Andalpeeps bisa menikmati secangkir kopi hangat yang menjadi menu andalan di sini.

(PAM/MIC)