ANDALPOST.COM – Satu keluarga menjadi korban kecelakaan kereta api Tawangalun di Pasuruan. Satu keluarga ini beranggotakan suami istri, Muhammad Said (45) dan Mina Qumari (35), serta ketiga anaknya bernama Anisah Chiril Waro (12), Faiqotul Himmah (7), dan Muhammad Faizin (5).
Kecelakaan ini terjadi pada Sabtu (31/12/2022) sekitar pukul 19.30 WIB. Diketahui para korban mengendarai sepeda motor saat kecelakaan tersebut terjadi.
Atas kecelakaan satu keluarga ini, Kasi Humas Polresta Pasuruan, Iptu Mardhania Pravita Shanty, memberikan penjelasannya. Marhania menjelaskan bawah para korban tertabrak kereta ketika melintas di are rel kereta yang tidak berpenanda.
“Saat menyeberang di perlintasan tak berpalang, para korban berboncengan mengendarai sepeda motor. Bapak dan ibu serta tiga anaknya,” jelas Mardhania pada Minggu (1/1/2023).
“Nahas, sepeda motor yang dikendarai mereka disambar KA Tawangalun sehingga korban terlempar. Korban berjarak sekitar 100 meter dengan sepeda motor,” tambah Mardhania.
Secara lebih jelasnya, Mardhania menyampaikan kecelakaan ini terjadi di perlintasan Dusun Kasuran Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan.
Kelima korban yang merupakan satu keluarga itu meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.
Sebelumnya para korban telah dilarikan ke rumah sakit oleh warga dan pihak kepolisian. Rumah sakit yang dituju adalah Rumah Sakit Unit Daerah Sudarsono kota Pasuruan.
Setibanya di rumah sakit, para korban telah meninggal dunia dan ditempatkan di kamar mayat.
Selain menyampaikan kronologi kejadiannya, Mardhania juga menerangkan tentang tujuan keluarga ini berpergian. Ia mengatakan bahwa para korban melintasi rel kereta tersebut untuk menghadiri pengajian rutin di rumah sanak saudaranya.
Kereta api yang menabrak para korban ini adalah kereta api Tawangalun dengan rute malang hingga Jember dengan nomor kereta 313.
Sepasang suami istri juga ketiga anaknya ini direncanakan akan dimakamkan dan dipulangkan ke rumah duka.
Kecelakaan-kecelakaan kereta api karena minimnya fasilitas yang ideal memang kerap kali terjadi. Fasilitas seperti penanda rel kereta dibeberapa tempat bahkan tidak ada sehingga dapat membahayakan masyarakat.
Selain itu kedisiplinan juga menjadi perhatian bagi masyarakat agar tidak terjadi kecelakaan. Akibat tindakan yang tidak sabaran dan keburu-buruan, kejadian seperti ini mungkin dapat dihindarkan.
Atas kecelakaan kereta api ini, pihak Kereta Api Indonesia juga mengalami kerugian. Tercatat atas kecelakaan kereta api yang terjadi, terdapat ratusan lokomotif yang mengalami kerusakan pada tanun 2020 dan tahun 2021.
“Kerugian materil belum dapat dipastikan berapa jumlahnya atas kecelakaan ini,” kata Mardhania.
“Pada 2020 ada 208 kerusakan lokomotif karena tertabrak motor, mobil dan truk. Pada tahun 2021 jumlahnya naik 2,4 persen menjadi 213 kerusakan,” tulis Kementerian Perhubungan.
(GEM/MIC)