Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Meski Tuai Kecaman, Fukushima Tetap akan Rilis Limbahnya Minggu Ini

Pabrik Fukushima yang menjadi huru-hara Sumber: CBC

ANDALPOST.COM — Sejak sebulan terakhir, rencana Fukushima untuk melepas air radioaktifnya ke lautan terus menuai pro dan kontra. Para masyarakat mati-matian melakukan aksi demonstrasi untuk menentang keinginan Jepang sebab menurut masyarakat keputusan tersebut mengancam kesehatan mereka. 

Namun, Jepang tetap akan merilis air limbahnya tersebut. Jepang akan mulai melepaskan air radioaktif yang diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang terkena tsunami ke Samudera Pasifik pada hari Kamis (24/8/2023). 

Keputusan tersebut diambil beberapa minggu setelah pengawas nuklir PBB menyetujui rencana tersebut. Sekitar 1,34 juta ton air berencana akan dilepaskan dalam waktu dekat ini. 

Jika dihitung, air yang akan dilepaskan oleh Fukushima tersebut cukup untuk untuk mengisi 500 kolam ukuran Olimpiade. Menurut klaim dari Jepang, air yang dibuang ke lautan tersebut adalah air yang selama 30 tahun terakhir terus diolah. 

Pihak Jepang juga meyakinkan publik bahwa air tersebut tidak akan mengancam kesehatan sebab limbah tersebut telah disaring dan diencerkan.

Menurut laporan, pihak yang berwenang atas pelepas limbah tersebut telah meminta kepada operator pabrik untuk mempersiapkan segala hal untuk pembuangan laut tersebut. 

Meski begitu, pihak pabrik juga terus menunggu kondisi laut dan cuaca yang pas saat pelepasan tersebut. 

Hal ini diungkapkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa (22/8/2023) saat setelah rapat kabinet. Sebelumnya, sang perdana menteri telah mengunjungi pabrik tersebut pada hari Minggu (20/8/2023). 

Pelepasan Limbah Menjadi Langkah Penting

Laut tempat dibuangnya limbah Fukushima Sumber: The New York Times

Pemerintah mengatakan bahwa pelepasan air merupakan langkah penting dalam proses yang panjang dan mahal untuk menonaktifkan pembangkit listrik tersebut, yang terletak di pantai timur negara itu, sekitar 220 km (137 mil) timur laut ibu kota Tokyo.

Jepang telah mengumpulkan dan menyimpan air yang terkontaminasi di dalam tangki selama lebih dari satu dekade, namun tempat penyimpanannya semakin terbatas. Sehingga dengan pelepasan ini, penyimpanan pada limbah pabrik tersebut semakin memiliki ruang.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.