Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Meta dan Anak Perusahaannya Mulai Blokir Situs Berita di Kanada

Meta dan Anak Perusahaannya Mulai Blokir Situs Berita di Kanada
Logo Meta. (Sumber: Politico)

ANDALPOST.COM – Pada akhir bulan Juni lalu, Kanada telah memberlakukan undang-undang baru yang disebut Bill C-18 (Undang-Undang Berita Online). Aturan tersebut mengatur dua perusahaan membayar hanya untuk menampilkan tautan ke berita. 

Pemerintah Kanada tegas memberlakukan kebijakan kepada raksasa teknologi seperti Google dan Facebook, untuk membayar kompensasi kepada perusahaan media yang beritanya disebarkan lewat platform teknologi tersebut.

Aturan itu mengharuskan raksasa teknologi seperti Google dan Meta untuk memberikan kompensasi kepada perusahaan media yang memproduksi konten berita dan disebarkan via platform mereka.

Aturan ini juga sudah dicanangkan sejak tahun 2021 lalu. Namun baru diberlakukan di Juni kemarin. 

Meta sebagai salah satu perusahaan sosial media yang penggunanya melampaui jutaan jiwa mengatakan bahwa  pihaknya telah “memulai proses mengakhiri ketersediaan berita di Kanada” di Facebook dan Instagram sebagai tanggapan atas undang-undang Kanada yang baru. 

“Untuk mematuhi Undang-undang Berita Online, kami telah memulai proses penghentian ketersediaan berita di Kanada. Perubahan ini dimulai hari ini, dan akan diterapkan untuk semua orang yang mengakses Facebook dan Instagram di Kanada selama beberapa minggu ke depan,“ tulis Meta dalam rilis terbarunya. 

Langkah tersebut dilakukan setelah pengesahan Undang-Undang Berita Online Kanada pada Juni 2023. Undang-undang tersebut dibuat untuk memastikan “pembagian pendapatan yang adil antara platform digital dan outlet berita,” menurut pemerintah setempat. 

Meta memilih memblokir situs media Kanada

Meta dan Anak Perusahaannya Mulai Blokir Situs Berita di Kanada
Proses sejak rancangan hingga pengesahan C-18. (Sumber: Parlca)

Namun alih-alih memberi kompensasi kepada organisasi berita,  Meta telah memutuskan untuk menutup akses mereka di negara tersebut. 

Menurut Meta, selama ini mereka telah menjelaskan kepada pemerintah Kanada bahwa aturan tersebut justru keliru dan akan merugikan Kanada. Namun, pemerintah Kanada tetap berpegan teguh pada aturan tersebut. 

“Kami telah transparan dan telah menjelaskan kepada pemerintah Kanada bahwa undang-undang tersebut salah mengartikan nilai yang diterima outlet berita ketika memilih untuk menggunakan platform kami,” kata Meta dalam posting blog. 

Pemerintah Kanada berdalih bahwa para perusahaan sosial media mendapatkan banyak keuntungan dari berita yang dibagikan oleh media-media lokal Kanada. Namun, pihak Meta membantah hal tersebut. 

“Undang-undang tersebut didasarkan pada premis yang salah bahwa Meta mendapatkan keuntungan secara tidak adil dari konten berita yang dibagikan di platform kami, padahal kebalikannya yang benar. Outlet berita secara sukarela membagikan konten di Facebook dan Instagram untuk memperluas audiens mereka dan membantu keuntungan mereka. Sebaliknya, kami tahu orang-orang yang menggunakan platform kami tidak datang kepada kami untuk mendapatkan berita,” lanjut Meta dalam rilisnya. 

Google mengambil langkah serupa

Sejak akhir Juni lalu, Google telah lebih dulu mengambil langkah tegas. Dilansir dari unggahan rilisnya, Google menginformasikan jika mereka  menghapus tautan ke berita Kanada dari produk Penelusuran, Berita, dan Penemuan kami di Kanada. Selain itu, aturan C-18 juga membuat pihak google untuk tidak dapat  terus menawarkan Produk Pilihan Berita Google di Kanada.

Apalagi pihak Google mengklaim telah membantu industri jurnalisme Kanada melalui program dan kemitraan yang dirancang khusus oleh google. Google juga telah mencoba mengadvokasi amandemen undang-undang yang masuk akal dan seimbang selama lebih dari setahun. Tidak ada saran kami untuk perubahan C-18 yang diterima. (paa/fau)