Lantas, Bagaimana Itu Bisa Terjadi?
Krisis di Rusia meletus pada Jumat (23/6/2023) saat Prigozhin menuduh militer Moskow menyerang kamp Wagner dan membunuh anak buahnya.
Sehingga, Prigozhin pun bersumpah untuk membalas dengan kekerasan.
Ia kemudian memimpin pasukannya ke Rostov-on-Don dan mengklaim telah mengambil kendali fasilitas militer utama di wilayah Voronezh. Di mana tampaknya terjadi bentrokan antara unit Wagner dan pasukan Rusia.
Sementara Prigozhin mengklaim hal itu bukanlah kudeta.
Namun, pihak Moskow melalui seorang pejabat tinggi keamanan menyebut tindakan Prigozhin tersebut sebagai kudeta yang direncanakan.
Kementerian Pertahanan Rusia pun membantah menyerang pasukan Wagner. Bahkan, pasukan keamanan internal Rusia akan membuka kasus pidana terhadap Prigozhin.
Kisruh tersebut membuat Vladimir Putin akhirnya turut angkat bicara.
Dalam pidato yang disiarkan di seluruh Rusia, Putin nampak marah dan berjanji akan menghukum mereka yang melakukan pengkhianatan.
“Pengkhianatan Wagner adalah tikaman di belakang negara dan rakyat kita,” tegas Putin.
Putin pun menyamakan tindakan tersebut dengan Revolusi Rusia 1917 yang menggulingkan Tsar Nicholas II di tengah Perang Dunia I.
Keadaan justru kian tegang lantaran warga sipil di Voronezh diminta untuk tetap tinggal di rumah.
Sementara itu, Moskow meningkatkan langkah-langkah keamanannya di seluruh ibu kota, dengan menyatakan Senin bukan hari kerja.
Foto menunjukkan pasukan Rusia dalam pelindung tubuh dan memegang senjata otomatis di dekat jalan raya di luar Moskow.
Semua tanda menunjukkan konfrontasi bersenjata yang akan datang di ibu kota saat desas-desus dan ketidakpastian menyebar.
Namun, pasca Belarusia datang, ketegangan antara Moskow dan Wagner tampaknya cukup mereda.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.