Bisnis e-commerce seperti Alibaba dan JD.com telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Di mana meningkatkan penetrasi internet dan memungkinkan akses yang lebih mudah ke berbagai produk.
Selain itu, pasar properti di Tiongkok juga mengalami kenaikan yang stabil. Pembeli rumah, terutama di kota-kota besar, terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Meskipun pemerintah telah memperkenalkan beberapa aturan pengendalian untuk mencegah penggelembungan properti, minat yang tinggi dalam kepemilikan rumah masih ada.
Menurut salah seorang analis pasar senior di City Index yang bermarkas di Brisbane, Matt Simpson mengatakan bahwa akhirnya kebijakan pemerintah Tiongkok mulai berlaku.
“Tampaknya semua stimulus itu akhirnya mulai berlaku, dengan dampak buruk dari pertumbuhan, penjualan ritel, produksi industri, dan pengangguran,” kata Matt Simpson.
Namun, meskipun pertumbuhan ekonomi kuat, Tiongkok masih menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, masalah hutang korporasi dan masalah lingkungan tetap menjadi perhatian.
Selain itu, ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat dan ancaman geopolitik juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Perekonomian Tiongkok yang tumbuh lebih cepat dari perkiraan dengan peningkatan penjualan ritel yang kuat adalah berita positif bagi negara tersebut dan perekonomian global.
Namun, tantangan-tantangan yang kompleks masih memerlukan perhatian penuh, sementara Tiongkok terus berupaya mempertahankan stabilitas ekonominya dan bergerak menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. (paa/ads)