Sementara Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol dan Biden minggu ini mengeluarkan Deklarasi Washington guna memperkuat payung nuklir AS atas Korsel.
Pasalnya, Korsel kian gelisah akan agresi yang akan dilancarkan Korut.
Deklarasi tersebut melibatkan penyebaran aset strategis secara teratur. Termasuk kunjungan pelabuhan Korsel pertama oleh kapal selam balistik nuklir AS dalam beberapa dekade.
Tetapi, tidak ada rencana untuk menempatkan senjata nuklir AS di Korsel.
Eskalasi
Pertemuan Biden dengan Yoon di Washington, DC terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Sebab, laju demonstrasi senjata Korut serta latihan militer gabungan AS-Korsel.
Kantor Berita Yonhap Korsel mengklaim Kim Yo Jong turut berpartisipasi dalam meningkatnya ketegangan antara Seoul dan Pyongyang.
Kim Yo Jong diketahui memiliki posisi penting sebagai wakil direktur departemen Komite Sentral Partai Buruh Korea yang kerap mempengaruhi rezim Kim Jong Un.
Sejak awal tahun lalu, Korut telah melakukan uji tembak sekitar 100 rudal. Termasuk beberapa demonstrasi rudal balistik antarbenua dan serangkaian peluncuran jarak pendek.
Korut menyebutnya sebagai simulasi serangan nuklir di Korsel.
Pemimpin Kim Jong Un diperkirakan akan menaikkan serangan dalam beberapa minggu atau bulan mendatang.
Selain itu, Kim Jong Un juga terus mempercepat kampanye yang bertujuan untuk memperkuat status negaranya sebagai tenaga nuklir. (spm/ads)
